Ingin Bayi Anda Lahir Sehat? Simak Cara Mencegah Kekurangan Hormon Tiroid Bayi Baru Lahir

14 Oktober 2022, 07:36 WIB
Ilustrasi bayi baru lahir, cara mencegah kekurangan hormon tiroid. /Freepik

FLORES TERKINI – Kelahiran bayi dalam kondisi yang sehat dan tidak kekurangan suatu apapun adalah dambaan setiap keluarga.

Harapan para orangtua tentu saja selanjutnya bayi lucu itu akan melewati masa tumbuh kembang yang baik dan tumbuh besar menjadi kebanggaan keluarga.

Namun siapa sangka, ada sejenis gangguan tumbuh kembang yang tidak bergejala pada bayi baru lahir yakni kekurangan hormon tiroid atau Hipotiroid Kongenital pada bayi baru lahir.

Baca Juga: Penggugat Ijazah Jokowi Belum Ditahan, Ini Penjelasan Kabag Penum Divisi Humas Polri

Ketika gejala itu muncul, berarti sudah ada keterlambatan dalam penanganannya. Akan tetapi, ada cara-cara yang bisa dilakukan demi mencegah kekurangan hormon tiroid dimaksud.

Dilansir dari kemkes.go.id, kekurangan hormon tiroid pada bayi baru lahir dapat menyebabkan gangguan tumbuh kembang bahkan gangguan pada kognitif, sehingga sangat perlu dilakukan skrining pada bayi baru lahir.

Hipotiroid kongenital yang dideteksi lebih cepat dan diobati, dapat mencegah anak mengalami keterlambatan pertumbuhan dan keterbelakangan secara kognitif.

Baca Juga: Jadwal Acara tvOne Hari Ini, Jumat 14 Oktober 2022: Jangan Lewatkan Enak Betul dan Perempuan Bicara

Mengacu prevalensi global 1:3.000 kelahiran menunjukkan bahwa 1.500 dari 4,4 juta bayi baru lahir Indonesia diperkirakan lahir dengan hipotiroid kongenital.

Gejala dan tanda yang dapat diobservasi setelah 1 bulan bayi lahir antara lain tubuh pendek, lunglai, kurang aktif, bayi kuning, lidah besar, mudah tersedak, suara serak, pusar bodong, dan ubun-ubun melebar.

Plt. Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes, dr. Ni Made Diah PLD, MKM, mengatakan bahwa skrining hipotiroid kongenital dilakukan pada bayi baru lahir untuk memilah bayi yang menderita hipotiroid kongenital.

Baca Juga: Sinopsis Cinta Setelah Cinta Jumat 14 Oktober 2022: Starla Akhirnya Ikhlas Ayu yang Merawat Niko

“Dengan skrining, diharapkan bayi yang menderita hipotiroid kongenital dapat diberikan tatalaksana dengan segera sehingga dapat terhindar dari kecacatan, gangguan tumbuh kembang, keterbelakangan mental dan kognitif,” ujar dr. Diah pada konferensi pers virtual, Jumat, 7 Oktober 2022 di Jakarta, dikutip dari kemkes.go.id.

Pemeriksaan skrining hipotiroid kongenital menggunakan sampel darah tumit pada bayi usia 48 jam sampai 72 jam yang diambil oleh tenaga kesehatan.

Semua bayi baru lahir berhak mendapatkan pemeriksaan tersebut melalui pelayanan di Puskesmas hingga rumah sakit.

Baca Juga: Jadwal Acara TransTV Hari Ini, Jumat 14 Oktober 2022: Nonton Film Assasins Creed dan The Hunters Prayers

Bila pada skrining ditemukan hipotiroid kongenital, maka dilakukan pengobatan segera dalam periode emas (kurang dari 1 bulan).

Dengan pengobatan yang dimulai tepat waktu, penderita Hipotiroid Kongenital dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal.

Bagaimana bisa terjadi?

Dikutip dari dinkes.jogjaprov.go.id, di dalam tubuh bayi baru lahir terdapat hipotalamus-hipofisis-tiroid, yang berfungsi mengatur hipofisis/pituitari agar memproduksi Tyroid Stimulating Hormone (TSH) untuk memacu kelenjar tiroid.

Baca Juga: Takdir Cinta yang Kupilih Jumat 14 Oktober 2022: Novia hanya Bersabar Menunggu Kejujuran Tammy dan Hakim

Kelenjar tiroid atau kelenjar gondok adalah kelenjar berbentuk seperti kupu-kupu yang terletak di bagian depan leher.

Kelenjar tiroid dengan bantuan iodium akan mengeluarkan hormon, antara lain hormon tiroksin (T3 dan T4).

Hormon yang diproduksi tiroid tersebut berfungsi mengatur produksi panas tubuh, mengatur metabolisme panas tubuh, mengatur pertumbuhan tulang, memengaruhi kerja jantung, dan tumbuh kembang syaraf dan otak.

Baca Juga: Jadwal Acara Trans7 Hari Ini, Jumat 14 Oktober 2022: Saksikan Jejak Si Gundul dan Lapor Pak

Dengan demikian, hormon tersebut sangat penting peranannya pada proses tumbuh kembang anak.

Pada kondisi hipotiroid kongenital, fungsi kelenjar tiroid menurun atau tidak berfungsi  sejak lahir, dan hal ini dapat disebabkan karena kelainan antomi maupun gangguan metabolisme.

Kondisi tersebut akan menyebabkan kekurangan hormon tiroid sehingga mengganggu proses tumbuh kembang, terjadi kondisi intoleransi dingin, tubuh pendek, penurunan kerja jantung, serta penurunan pembentukan sinaps syaraf otak.

Baca Juga: Drama Ikatan Cinta Jumat 14 Oktober 2022: Andin Menghilang dari Rumah Sakit, Elsa Didatangi Polisi

Apa yang harus dilakukan?

Apapun penyebabnya, hipotiroid kongenital ini harus ditemukan dan diterapi. Menjadi sulit karena pada bayi baru lahir, hal ini sama sekali tidak bergejala.

Sedangkan jika gejala telah muncul, maka sudah ada keterlambatan. Karena itu, skrining sedini mungkin pada bayi baru lahir adalah solusi terbaik, walau bayi tidak menunjukkan gejala sama sekali.

Baca Juga: Jadwal Acara SCTV Hari Ini, Jumat 14 Oktober 2022: Cek Jam Tayang Love Story hingga The Sultan Empire

Di sisi lain, pengobatan secara dini dapat mencegah kerusakan otak permanen sehingga pertumbuhan dan perkembangan anak menjadi normal.

Sedangkan bila sudah terjadi keterlambatan, pengobatan ditujukan untuk mencegah gangguan yang lebih lanjut dan mengejar ketertinggalan pertumbuhan semaksimal mungkin.***

Editor: Ade Riberu

Sumber: kemkes.go.id Dinkes Jogjakarta

Tags

Terkini

Terpopuler