Penanganan Bayi Stunting di Solor Barat ‘Dihalau’ Kendala Serius, Upaya Terus Ditingkatkan

16 Maret 2024, 11:44 WIB
Pihak Puskesmas Ritaebang, Kecamatan Solor Barat, saat menangani masalah stunting. /Max Werang/FLORESTERKINI.com

FLORESTERKINI.com – Upaya penanganan bayi stunting di Kecamatan Solor Barat, Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), masih ‘dihalau’ kendala yang serius. Meski begitu, giat penanganan stunting di wilayah itu oleh Puskesmas Ritaebang terus ditingkatkan dari waktu ke waktu.

Hal tersebut diungkapkan oleh Pengelola Gizi Puskesmas Ritaebang, Elias Jordy Nuban, saat ditemui FLORESTERKINI.com di ruang kerjanya, Sabtu, 16 Maret 2024.

Jordy Nuban mengatakan, hingga bulan Februari 2024, ada sebanyak 102 bayi stunting di Kecamatan Solor Barat, dengan angka tertinggi ada di Desa Ongalereng.

Baca Juga: Polres Flores Timur Tangkap Terduga Pengedar Sabu, Maut Menjemput di Jalan Pulang, Ini Kisahnya!

“Jumlah bayi stunting yang paling banyak itu ada di Desa Ongalereng, yakni sebanyak 24 orang dari 72 sasaran bayi balita dengan persentase sebesar 32 persen," ujarnya.

Sementara itu untuk jumlah bayi stunting paling rendah ada di Desa Pamakayo sebanyak 3 orang dan Lewonama 2 orang.

"Bayi stunting paling rendah itu di Desa Lewonama dengan jumlah dua orang dari 22 sasaran dengan persentase sebesar 9 persen," sambungnya.

Baca Juga: Hasil Drawing Babak 8 Besar Liga Champions: Duel Real Madrid vs Man City, Barcelona Jumpa PSG

Terhadap kondisi itu, Jordi Nuban mengatakan bahwa penanganan stunting terus dilanjutkan oleh tenaga kesehatan di Solor Barat.

"Penanganan berupa PMT dari Dana Desa, Inovasi Juri Gizi setiap hari Jumat di setiap desa, dan penyuluhan yang dilakukan pada saat Posyandu," bebernya.

Pihak Puskesmas Ritaebang saat melakukan pendataan terkait masalah stunting.// Max Werang/FLORESTERKINI.com

Ia kembali menjelaskan, proses penanganan bayi stunting yang dilakukan pihaknya tersebut dengan cara menerapkan pola 3J, yakni Tepat Jenis, Tepat Jumlah, dan Tepat Jam, yang harus diaplikasikan oleh ibu-ibu yang disasar.

Baca Juga: Beragam Acara Hiburan yang Cocok Ditonton di Bulan Ramadan, Ada Sinetron Religi dengan Rating Tertinggi

Namun dari semua yang sudah dipaparkan, masih saja ditemukan masalah di lapangan. "Adapun masalah yang ditemukan adalah masih ditemukan keragaman makan empat bintang, yaitu karbohidrat, protein hewani, nabati, vitamin mineral, belum 100 persen," jelasnya.

Dia kembali menjelaskan, frekuensi makan dalam sehari masih ada sasaran yang belum tepat, yang seharusnya bayi balita makan dalam sehari sebanyak lima kali, termasuk snack.***

Editor: Ade Riberu

Tags

Terkini

Terpopuler