Waspadai Serangan TBC Laten, Penyakit Tak Bergejala dan Bisa Muncul Kapanpun

- 24 Maret 2022, 11:00 WIB
ILUSTRASI penyakit TBC Laten.
ILUSTRASI penyakit TBC Laten. /kemkes.go.id

Pengendalian TBC laten ini belum lama masuk ke dalam program pemerintah. Ditetapkannya sebagai program eliminasi TBC setelah ada komitmen untuk mengakhiri TBC tahun 2030.

''Jadi baru beberapa tahun terakhir pemerintah memfokuskan TBC laten ke dalam program eliminasi TBC, dan fokus pada kelompok yang paling berisiko dalam hal ini kontak erat dari semua usia,'' ucap dr. Tiara.

Baca Juga: Sinopsis Love Story The Series Kamis 24 Maret 2022: Rahasia Besar Terungkap! Cinta Attar dan Madina Terancam

Skrining kontak erat dilakukan melalui pertanyaan dan pemeriksaan dengan tes tuberkulin di kulitnya atau pemeriksaan melalui darah. Kalau diketahui ada TBC laten maka orang tersebut akan diberikan obat pencegahan TBC.

Dalam tes tuberkulin, sejumlah kecil protein yang mengandung bakteri TBC akan disuntikkan ke kulit di bawah lengan.

Bagian kulit yang disuntikkan lalu diperiksa setelah 48-72 jam. Jika hasilnya positif, berarti orang tersebut telah terinfeksi TBC.

Baca Juga: Jadwal Acara dan Live Streaming Trans 7 Kamis 24 Maret 2022, Saksikan Anak Sekolahan dan Lapor Pak

Namun, lanjut dr. Tiara, karena TBC laten tidak bergejala, kebanyakan masyarakat tidak mau melakukan skrining. Hal tersebut menjadi salah satu hambatan dalam menemukan dan mengobati orang dengan TBC.

''Di sini memang diperlukan juga edukasi. Bagi orang yang diketahui positif TBC minum obatnya tidak sekali minum, minum obat paling cepat itu tiga bulan seminggu sekali, ada juga yang enam bulan tiap hari. Sehingga memang perlu diyakinkan masyarakatnya yang sudah kita tes berisiko TBC laten untuk mau minum obat,'' ucap dr. Tiara.***

Halaman:

Editor: Ade Riberu

Sumber: Kemkes.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah