Dilansir dari laman WHO, lebih dari setengah miliar perempuan pekerja tidak mendapat perlidnungan maternitas. Karena itu, dalam pekan ASI 2023 yang berlangsung pada 1-7 Agustus kemarin, WHO mendesak peluang strategis untuk mengadvokasi hak-hak pekerja yang penting untuk keberhasilan menyusui, termasuk cuti melahirkan minimal selama 18 minggu, idealnya lebih dari enam bulan, dan kebijakan pendukung setelahnya di tempat kerja.
Lalu, apakah pemberian susu formula di samping ASI untuk anak adalah sebuah kesalahan? Dokter Robert Soetandio, Sp.A., M.Si.Med., dari Rumah Sakit Pondok Indah-Bintaro Jaya, mengatakan bahwa dalam memenuhi kebutuhan gizi anak, penting bagi orang tua untuk memahami beberapa hal.
“Meskipun ASI tetap menjadi asupan terbaik untuk bayi, terdapat situasi di mana pemberian susu formula menjadi alternatif yang dianjurkan, terutama jika ibu atau anak menghadapi masalah medis tertentu yang menghambat pemberian ASI," jelas Robert.
Dijelaskan Robert, setiap susu memiliki kandungan yang berbeda-beda. “Kecermatan dalam pemilihan susu formula sangat diperlukan agar dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bayi secara optimal, mendukung tumbuh kembangnya,” pungkasnya.***