11 Tahun Mengabdi, Guru SD di Solor Barat Ini Ungkap Kondisi Rumahnya yang Memprihatinkan

24 Februari 2022, 19:43 WIB
Kondisi rumah guru yang ditempati Nikolaus Nama Huler dan keluarganya. /Max Werang/FLORES TERKINI/

FLORES TERKINI - Sungguh malang nasib seorang guru yang saat ini mengabdi di sebuah Sekolah Dasar Katolik (SDK) di Desa Lamawohong, Kecamatan Solor Barat, Kabupaten Flores Timur, NTT.

Sang guru mengungkapkan bagaimana dia bersama keluarganya mendiami rumah yang dibangun oleh Komite Sekolah SDK Lamawohong dan masyarakat setempat.

Sayangnya tahun-tahun berlalu, rumah tersebut tampak bak gubuk tak terawat lantaran dalam kondisi rusak berat.

Baca Juga: Menanggapi Invasi Rusia Terhadap Negaranya, Presiden Ukraina Siap Membekali Warganya dengan Senjata

Rumah darurat beratap alang-alang dan nyaris rubuh itu pun mau tidak mau ditempati Nikolaus Nama Huler, sang guru dimaksud, hanya untuk menjalankan tugasnya guna mencerdaskan anak-anak bangsa di desa itu.

Menurut tutur Guru Nikolaus, rumah itu dibangun sekitar tahun 2006, dan pada tujuh tahun terakhir kondisinya tampak memprihatinkan, bolong di mana-mana sebab beratap alang-alang.

Nikolaus Nama Huler yang dihubungi Flores Terkini melalui sambungan seluler pada Kamis 24 Februari 2022 pun meluapkan isi hati dan keprihatinannya terkait persoalan kondisi rumah yang ditempatinya dan keluarganya itu.

Baca Juga: Jerinx SID Dipidana Penjara Satu Tahun Lebih Ringan dari Tuntutan JPU

Dikisahkannya, sudah hampir tujuh tahun dirinya mengabdi di SDK Lamawohong, setelah dipindahtugaskan dari SD Inpres Ritaebang.

Setibanya di desa itu dan usai beberapa tahun mengajar, dia dan keluarganya pun mendiami rumah dengan atap alang-alang dan berdinding halar serta beralaskan tanah tersebut.

"Saya sudah 11 tahun mengajar di SDK Lamawohong dan tinggal di rumah komite ini hampir tujuh tahun terakhir dengan kondisi atap alang-alang rumah perlahan rusak dan bolong," ujar sang guru yang mengabdi di SDK Lamawohong sejak 2011 itu.

Baca Juga: Fakta atau Hoaks? 15 Menit Sesudah Divaksin Covid-19, Seorang Pasien Langsung Meninggal Dunia

Dikatakannya, saat musim hujan, ia dengan terpaksa membalut bubungan atap yang sudah berlubang dan tembus ke langit itu menggunakan terpal.

Hal tersebut dilakukannya untuk menghindari kebocoran dan genangan air hujan yang berkemungkinan besar dapat merembes masuk ke dalam ruangan rumah.

Guru Laus Huler, demikian ia biasa disapa, juga mengakui bahwa sekitar tahun 2015 dia telah mengeluarkan uang pribadi untuk membeli seng belasan lembar dan halar serta bahan lainnya untuk memperbaiki rumah itu dan melindungi keluarganya dari terpaan hujan setiap tahun.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta Jumat 25 Februari 2022: Aldebaran Belikan Si Nenek Penolong Reyna Kursi Roda

Lebih lanjut, ia juga membangun kamar khusus dengan sistem swadaya, yang dimanfaatkan hanya untuk berlindung dan nyaman selama musim hujan.

“Rumah guru yang dibangun Komite Sekolah itu juga tidak dipasang meteran listrik. Maka saya harus mengambil uang pribadi guna mengatasi masalah penerangan buat saya dan keluarga,” paparnya.

Atas kondisi rumah itu, Guru Laus menjelaskan bahwa pada saat Musyawarah Dusun (Musdus), direncanakan rumah itu akan segera diperbaiki, bahkan sudah dimasukkan dalam APBDes untuk dianggarkan pengerjaannya di tahun 2022 ini.

Baca Juga: Sinopsis Dewi Rindu Jumat 25 Februari 2022: Rindu Menghilang, Angela Gilsha Kangen Berat

Dirinya juga berharap adanya perhatian pemerintah untuk bisa membantu mengatasi situasi sulit tersebut.

Sementara itu, Kepala Desa Lamawohong, Dominikus Gasihala Kewuan, ketika dihubungi media melalui sambungan seluler belum bisa memberikan keterangan lebih detil, sebab kondisi jaringan di desanya sedang tidak bersahabat.***

Editor: Ade Riberu

Tags

Terkini

Terpopuler