Banyak di antara masyarakat tersebut mau mengenakan masker ketika melihat ada petugas. Padahal, jika dilihat dari data kasus positif Covid-19, Kecamatan Maurole menjadi salah satu kecamatan yang angka positifnya cukup tinggi.
Dengan alasan tersebut di atas dan beberapa pertimbangan lain, Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 dan perangkat terkait akhirnya menempuh cara ini, yakni penutupan pasar demi menekan angka penularan Covid-19.
Baca Juga: Lakukan Sidak di RSUD Lewoleba, Plt. Bupati Lembata Tinjau Penanganan Pasien Covid-19
Menurut Camat Paulus Ngarang, meski grafik pasien positif saat ini agak mengalami penurunan, bukan berarti Kecamatan Maurole lantas memiliki nol kasus.
Sementara itu tingkat kerja sama antara Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 dengan masyarakat juga kurang harmonis. Banyak masyarakat yang menolak untuk melakukan rapid. Bahkan ada warga yang memilih untuk bersembunyi ketika didatangi petugas.
Menurut Camat Paulus Ngarang, jika saja saat ini dilakukan rapid secara massal, maka tidak menutup kemungkinan akan ada ratusan kasus baru.
Baca Juga: Thomas Ola Langoday Mengaku Kaget Terkait Proses Izin Perpanjang Rumah Sakit Bukit Lewoleba
Terkait kebijakan penutupan pasar mingguan di Kecamatan Maurole ini, menurut Vinsen Sangu, selaku Ketua Komisi 3 DPRD Ende mengungkapkan jika pihak mereka sangat mendukung langkah yang sudah diambil ini.
Karena Kecamatan Maurole pernah menempati posisi tertinggi dalam kasus positif Covid-19 untuk kecamatan luar kota, maka Vinsen Sangu merasa perlu adanya pembatasan warga yang berpeluang menimbulkan kerumunan seperti pasar ini.
Ketua Komisi 3 DPRD Ende ini juga menyarankan agar tim bisa melakukan sosialisai ke tingkat masyarakat paling bawah agar informasi seputar kasus Covid-19 antara tim dan masyarakat bisa seimbang.***