Ia kecewa lantaran nasibnya tak jelas hingga sekarang, bahkan tidak menutup kemungkinan alumni akan melaporkan pihak yayasan dengan dugaan penipuan.
"Kalau saya sekolah hanya dapat sertifikat untuk apa, lebih baik saya ikut pelatihan. Saya memberanikan diri membawa transkrip nilai walaupun tanpa ijazah ke SMKN 2 Maumere. Di sana saat pertemuan, nama saya diperbincangkan karena ijazah saya tidak jelas, bisa saja saya dituntut. Mereka mau tuntut saya, saya tuntut kampus!" ungkapnya dengan nada kesal.
Ketua Pengurus Yayasan Cristo Re Keuskupan Maumere, RD. Felicianus Dari, menuturkan bahwa permasalah yang dikeluhkan alumni tersebut terjadi di masa kepemimpinan RD. Richardus Muga, sementara dirinya tidak mengetahui permasalah itu secara detail.
Baca Juga: PNIB Gelar Ngaji Pancasila dan Istighotsah, Doakan ASN dan TNI-Polri Konsisten Netral di Pemilu 2024
“Saya tidak bermaksud memberatkan Romo Richardus tetapi memang tanggung jawab adalah dia. Karena dia adalah perwakilan dari Politeknik ATMI Surakarta di Maumere,” ungkapnya.
Pihak yayasan lantas meminta waktu untuk berproses mencari solusi, sembari menunggu kepulangan Uskup Maumere, Mgr. Edwaldus Martinus Sedu, Pr, yang akan tiba di Maumere pada Minggu, 19 November 2023.***