Kisah Polisi di Sikka Bangun Sekolah Gratis untuk Anak-anak Kurang Mampu, Diinspirasi Pengalaman Nyata Ini

- 21 Maret 2024, 06:55 WIB
Aktivitas belajar di Rumah Belajar Sactissima yang didirikan seorang polisi di Kabupaten Sikka, NTT.
Aktivitas belajar di Rumah Belajar Sactissima yang didirikan seorang polisi di Kabupaten Sikka, NTT. /ANTARA/Ho-Dokumen Pribadi

FLORESTERKINI.com – Sosok Bripka Vinsensius M. Nurak bukanlah ‘orang asing’, khususnya di kalangan warga Kota Maumere, Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Selain sebagai polisi, Bripka Vinsensius juga dikenal sebagai sosok yang sangat mencintai dunia pendidikan. Hal ini dibuktikannya dengan membangun sekolah gratis untuk anak-anak kurang mampu di kabupaten itu.

Rupanya, niat tulus Bripka Vinsensius untuk memajukan dunia pendidikan tersebut berangkat dari pengalaman sendiri. Anggota Intelmob Kompi 1 Batalyon B Pelopor Maumere pada Satuan Brimob Polda NTT itu menuturkan, niat awal untuk membangun sekolah gratis bagi anak-anak kurang mampu itu berangkat dari kisahnya semasa kecil.

Ia mengatakan, kehidupan masa kecilnya penuh dengan kesusahan. Bahkan agar dapat membayar uang sekolah, Bripka Vinsensius harus bekerja mencari uang tambahan dengan menjadi seorang pekerja upahan.

Baca Juga: Tenang! BPJS Kesehatan Sikka Tetap Buka Pelayanan dan Sediakan Posko Saat Libur Idul Fitri 2024

“Waktu kecil memang kami hidup dalam kesusahan, kadang untuk bayar uang sekolah saja sulit sekali, sehingga saya terpaksa mencari uang tambahan dengan mencangkul kebun orang dengan bayaran Rp10 ribu per hari," kata Bripka Vinsensius memulai kisahnya, dikutip FLORESTERKINI.com dari ANTARA, Kamis, 21 Maret 2024.

Menurutnya, pekerjaan itu harus dilakukannya, mengingat orangtuanya hanyalah petani dengan penghasilan yang tidak menentu. Bahkan, ‘ongkos’ untuk makan sehari pun terasa sangat sulit untuk dipenuhi. Bisa dibayangkan, bagaimana Vinsensius ‘kecil’ harus mendapatkan uang untuk membeli perlengkapan belajar seperti buku dan lainnya.

Situasi kehidupan masa kecilnya semakin sulit, terutama setelah ibunya meninggal dunia ketika ia masih berusia 15 tahun. Otomatis, penghasilan rumah tangga hanya bertumpu pada kerja keras dan keringat sang ayah. Karena itu, mau tidak mau, pria yang akrab disapa Vinsen itu berusaha mencari uang sendiri.

Baca Juga: Jadwal Acara ANTV Kamis 21 Maret 2024: Nikmati Keseruan Jelang Buka Puasa hanya di Pesbukers Ramadan

Pengalaman sulit dan memilukan di masa kecil itulah yang menjadi spirit dasar bagi Vinsensius untuk mendirikan rumah belajar di kemudian hari, yang dapat digunakan secara gratis oleh anak-anak kurang mampu di tempatnya bertugas saat ini.

Halaman:

Editor: Ade Riberu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x