Gempa Tektonik 6,1 Mw Guncang Wilayah Selatan Jawa, 7 Orang Meninggal Dunia dan 300 Rumah Rusak

10 April 2021, 22:24 WIB
Sejumlah rumah rusak di wilayah Jawa Timur akibat gempa berkekuatan M 6,1 pada Sabtu 10 Maret 2021.* /Dok. BNPB

FLORES TERKINI – Gempa tektonik berkekuatan 6,1 Mw mengguncang wilayah selatan Jawa pada hari ini, Sabtu 10 April 2021 pukul 14.00 WIB.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Floresterkini.com dari keterangan tertulis Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), diketahui 7 orang meninggal dunia akibat gempa tektonik tersebut.

"Data meninggal dunia berjumlah 7 jiwa, luka berat 2 dan luka ringan 10. Korban meninggal dunia di Kabupaten Malang 3 jiwa, Lumajang 2 dan di wilayah perjalanan Lumajang – Malang 2", kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati dalam keterangan tertulis, Sabtu 10 April 2021.

Baca Juga: Lagi, Gempa Berkekuatan 6,0 Magnitudo Mengguncang Barat Laut Tahuna, Kepulauan Sangihe

Selain itu, lebih dari 300 rumah rusak dengan tingkat kerusakan yang berbeda-beda mulai dari kerusakan ringan hingga berat terjadi di sejumlah wilayah di Provinsi Jawa Timur.

"Gempa dengan magnitudo (M)6,1 berdampak pada kerusakan bangunan rumah di sejumlah wilayah Provinsi Jawa Timur. Data BNPB hari ini, Sabtu (10/4), pukul 20.00 WIB,  lebih dari 300 rumah rusak dengan tingkatan berbeda, dari ringan hingga berat", kata Raditya Jati.

"BNPB menghimpun sejumlah data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di wilayah Jawa Timur (Jatim) dengan total rumah rusak berat (RB) berjumlah 11 unit, rusak sedang (RS) 194 dan rusak ringan (RR) 126. Catatan sementara, 13 unit rumah rusak namun belum ditentukan kategori tingkat kerusakan. Sedangkan sejumlah kerusakan fasilitas umum, antara lain sarana Pendidikan 11 unit, kantor pemerintah 7, sarana ibadah 6,  RSUD 1 dan pondok pesantren 1", terangnya lagi.

Baca Juga: Gempa Tektonik Berkekuatan 6,1 Mw Guncang Wilayah Selatan Jawa, Ini Informasi Resmi dari Kepala BMKG

Menurut Raditya Jati, berdasarkan catatan dari BPBD Kabupaten Lumajang kerusakan rumah terjadi di beberapa wilayah kecamatan.

"Catatan dari BPBD Kabupaten Lumajang, kerusakan rumah teridentifikasi di beberapa kecamatan, seperti Kecamatan Tempursari (Desa Kaliuling, Desa Tempursari dan Desa Pundungsari), Pronojiwo (Desa Tamanayu, Desa Sidomulyo, Desa Supiturang, Desa Oro Oro Ombo), Pasirian (Desa Gondoruso, Desa Condro), Gucialit (Desa Tunjung, Desa Kertowono, Desa Pakel), Pasrujambe (Desa Pasrujambe), Senduro (Desa Argosari, Desa Wonocempokoayu), Yosowilangun (Desa Kebonsari), Tekung (Desa Tukum)", terangnya.

Selain itu, laporan dari BPBD Kabupaten Malang diketahui bahwa informasi sementara 97 unit rumah rusak.

Baca Juga: Peringatan Dini Cuaca di Provinsi Sulawesi Tenggara, Berpotensi Hujan Sedang Hingga Lebat

Kemudian dari BPBD Blitar dilaporkan bahwa rumah RB 6 unit, RS 85, dan RR 111. Selain itu, kerusakan terjadi pada rumah sakit 1 unit, sekolah 5, tempat ibadah 2 dan kantor 3.

BPBD Kabupaten Jember melaporkan bahwa kerusakan rumah dengan kategori RB 3 unit, RS 11 dan RR 14, sedangkan ada 1 unit masjid rusak sedang.

BPBD Kabupaten Trenggalek menginformasikan sekitar 13 unit rumah rusak dengan kategori ringan hingga berat. Sedangkan kerusakan fasilitas umum lainnya terdiri dari pondok pesantren 1 unit, sarana pendidikan 2, tempat ibadah 2 dan kantor 3.

Baca Juga: Peringatan Dini dari BMKG Terkait Cuaca di Provinsi Jambi Sabtu 10 April 2021

BPBD Kota Malang mencatat rumah RB 2 unit dan RS 1. BPBD Kota Kediri melaporkan gedung IIK Baktiwiyata rusak ringan. Demikian juga di Kabupaten Pasuruan, 1 unit tempat ibadah rusak.  Sedangkan di Kabupaten Gresik, BPBD melaporkan rumah RR 1 unit.

Menurut Raditya Jati, BNPB terus memonitor dan melakukan koordinasi dengan BPBD yang wilayahnya terdampak gempa M6,1 untuk terus mengupdate perkembangan dampak gempa tektonik tersebut yang selanjutnya akan dilakukan penanganan pasca insiden.

Untuk diketahui informasi mengenai jumlah korban jiwa dan lain-lain ini masih bersifat sementara, karena BNPB masih terus melakukan pendataan di lapangan.*

Editor: Eto Kwuta

Sumber: BNPB

Tags

Terkini

Terpopuler