"Aparat kepolisian yang berjaga di lokasi areal perusahaan tanpa dasar dan pemicu yang jelas, melakukan tindakan represif kepada warga yang berada di lokasi dengan menembakkan gas air mata dan menembak menggunakan peluru tajam," kata Ketua YLBHI.
"Informasi yang didapatkan dari lapangan, terdapat 3 orang warga yang terkena tembakan, 2 orang mengalami luka berat, dan 1 orang meninggal dunia di lokasi," ucapnya lagi, dikutip dari Tribrata News.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Kalteng, Kombes Pol. Erlan Munaji mengatakan, personel gabungan TNI dan Polri sudah melakukan tugas pengamanan selama hampir 20 hari di lokasi itu.
Personel gabungan ditempatkan di kebun sawit itu untuk melihat situasi dan memastikan semua tetap kondusif sehingga masyarakat bisa melaksanakan kegiatan seperti biasa.
Namun, beberapa waktu lalu sekelompok orang melakukan tindakan anarkis dengan membawa sejumlah tuntutan, salah satunya meminta adanya kebun plasma untuk masyarakat setempat.
Erlan menuturkan, sebelum terjadi bentrokan, masyarakat dan perusahaan telah melakukan mediasi dan melakukan kesepakatan. Proses kesepakatan pun mulai berjalan untuk merealisasikan hal tersebut.
Baca Juga: Jalani Debut di Arab Saudi, Ronaldo Cetak Gol Perdana Saat Bentrok dengan Messi
Akan tetapi, kata Erlan, ada oknum masyarakat yang tak terima dengan kesepakatan tersebut, yang kemudian kembali memunculkan permasalahan. Menurut Erlan, para oknum warga itu mencoba menggelar panen massal di wilayah Pos 3 dan Pos 9 perusahaan tersebut.
Aparat gabungan di lokasi lantas mengamankan aksi warga tersebut. Polisi dan TNI mengajak masyarakat untuk tidak melakukan panen massal. Namun, tutur Erlan, warga tetap bersikeras dan melakukan perlawanan dengan cara melempar batu, katapel, egreg, bom molotov, dan lainnya.