Bentrok Polisi dan Warga di Kebun Sawit Seruyan Kalteng, 1 Orang Tewas Tertembak

- 9 Oktober 2023, 12:51 WIB
Ilustrasi Bentrok Satu Kelurahan, Puluhan senjata tradisional diamankan aparat gabungan TNI/Polri di Palu, Sulawesi Tengah, pada tahun 2013 yang lalu.
Ilustrasi Bentrok Satu Kelurahan, Puluhan senjata tradisional diamankan aparat gabungan TNI/Polri di Palu, Sulawesi Tengah, pada tahun 2013 yang lalu. /ANTARA FOTO/Zainuddin MN

FLORES TERKINI – Konflik agraria yang terjadi di Desa Bangkal, Kecamatan Seruyan Raya, Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah, berujung pada bentrok antara polisi dan warga sipil.

Buntutnya, satu orang warga tewas tertembak saat demo di wilayah PT Hamparan Masawit Bangun Persada (PT HMBP) pada Sabtu, 7 Oktober 2023.

Aksi demonstrasi warga menuntut haknya berakhir ricuh dan bentrok dengan personel gabungan Polri dan TNI tak terhindarkan hingga merenggut korban jiwa.

Baca Juga: Inara Rusli Bentrok dengan Sang Mertua, Istri Virgoun: Tabayyun Dulu, Mi...

Ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) Muhammad Isnur melaporkan, bentrokan terjadi saat warga sedang melakukan aksi menuntut haknya pada perusahaan perkebunan sawit PT HMBP.

Warga kemudian menutup atau memblokade jalan masuk menuju perusahaan lantaran tuntutan mereka tidak dipenuhi.

Menurut Isnur, warga menuntut plasma sawit dan area lahan di luar (HGU) PT HMBP. Sejak 16 September 2023, permintaan dan aksi tersebut sudah dilakukan warga. Namun, polisi yang berjaga di lokasi dilaporkan melakukan tindakan represif saat aksi tersebut.

Baca Juga: MENCEKAM! Bentrok Tentara Sudan vs RSF Tewaskan 97 Warga Sipil, 3 Negara Besar Ini Beri Respon Begini

"Aparat kepolisian yang berjaga di lokasi areal perusahaan tanpa dasar dan pemicu yang jelas, melakukan tindakan represif kepada warga yang berada di lokasi dengan menembakkan gas air mata dan menembak menggunakan peluru tajam," kata Ketua YLBHI.

"Informasi yang didapatkan dari lapangan, terdapat 3 orang warga yang terkena tembakan, 2 orang mengalami luka berat, dan 1 orang meninggal dunia di lokasi," ucapnya lagi, dikutip dari Tribrata News.

Sementara itu, Kabid Humas Polda Kalteng, Kombes Pol. Erlan Munaji mengatakan, personel gabungan TNI dan Polri sudah melakukan tugas pengamanan selama hampir 20 hari di lokasi itu.

Baca Juga: Hasil Drawing UCL Perempat Final: Bentrok Duo Italia, Big Match Real Madrid vs Chelsea, City vs Munich

Personel gabungan ditempatkan di kebun sawit itu untuk melihat situasi dan memastikan semua tetap kondusif sehingga masyarakat bisa melaksanakan kegiatan seperti biasa.

Namun, beberapa waktu lalu sekelompok orang melakukan tindakan anarkis dengan membawa sejumlah tuntutan, salah satunya meminta adanya kebun plasma untuk masyarakat setempat.

Erlan menuturkan, sebelum terjadi bentrokan, masyarakat dan perusahaan telah melakukan mediasi dan melakukan kesepakatan. Proses kesepakatan pun mulai berjalan untuk merealisasikan hal tersebut.

Baca Juga: Jalani Debut di Arab Saudi, Ronaldo Cetak Gol Perdana Saat Bentrok dengan Messi

Akan tetapi, kata Erlan, ada oknum masyarakat yang tak terima dengan kesepakatan tersebut, yang kemudian kembali memunculkan permasalahan. Menurut Erlan, para oknum warga itu mencoba menggelar panen massal di wilayah Pos 3 dan Pos 9 perusahaan tersebut.

Aparat gabungan di lokasi lantas mengamankan aksi warga tersebut. Polisi dan TNI mengajak masyarakat untuk tidak melakukan panen massal. Namun, tutur Erlan, warga tetap bersikeras dan melakukan perlawanan dengan cara melempar batu, katapel, egreg, bom molotov, dan lainnya.

Dari aksi anarkis warga itu, Erlan menyebut ada sekitar 20 orang diamankan, termasuk mereka yang membawa senjata. Informasi lainnya, dari 20 orang tersebut ada sekitar 5 warga yang kedapatan positif narkoba.

Baca Juga: Bentrok Internal Ukraina: Presiden dan Wali Kota Kyiv Berselisih, Rusia Diuntungkan?

Kabar Satu Warga Tewas Tertembak

Disinggung soal kabar adanya satu warga tewas dan korban luka akibat luka tembak, Erlan mengaku belum bisa membenarkan informasi tersebut. Pihaknya tengah mendalami informasi tersebut dengan melakukan pengecekan di rumah sakit.

"Terkait kabar adanya korban meninggal dunia, kami sedang melakukan pengecekan di rumah sakit, apakah itu betul ada yang meninggal dan luka. Apabila nanti ada korban meninggal maupun luka, maka kita akan melakukan proses penyelidikan," ucap Erlan.

Baca Juga: Buntut Anaknya Jadi Tersangka Kasus Penganiayaan, Edward Tannur Dinonaktifkan dari Komisi IV DPR RI

Menurut Erlan, personel gabungan yang ditugaskan di lapangan tidak dibekali peluru tajam. Mereka hanya dibekali gas air mata, peluru hampa, dan peluru karet.

"Tapi apabila nanti terbukti ada oknum personel anggota yang melakukan penembakan dengan senjata berpeluru tajam, kami akan melakukan investigasi lebih lanjut dalam proses penyelidikan. Kita tunggu hasil investigasi internal dan komparatif dari pihak rumah sakit," ucap Erlan.***

Editor: Ade Riberu

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah