Sepintas Tradisi Makan Lamak di Solor, Simbol Penghargaan yang Mempersatukan dan Menguatkan

- 29 April 2021, 05:19 WIB
Tuan Tana saat menyuapi rengki kepada Pater Venti SVD, salah satu tamu yang dijamu dalam prosesi Makan Lamak di Ritaebang.
Tuan Tana saat menyuapi rengki kepada Pater Venti SVD, salah satu tamu yang dijamu dalam prosesi Makan Lamak di Ritaebang. /Max Werang/FLORES TERKINI

FLORES TERKINI - Tradisi Makan Lamak adalah sebuah kearifan lokal (local wisdom) yang sudah diwariskan oleh nenek-moyang secara turun-temurun dari satu generasi ke generasi yang lainnya. Tradisi ini merupakan suatu pengetahuan yang ditemukan oleh masyarakat lokal melalui kumpulan pengalaman dan mencoba mengintegrasikannya dengan pemahaman terhadap budaya dan keadaan alam suatu tempat.

Salah satu upacara adat yang masih tetap dipertahankan oleh masyarakat Solor pada umumnya dan etnis Balaweling, Kecamatan Solor Barat, Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), adalah tradisi Makan Lamak.

Tradisi Makan Lamak dilaksanakan pada saat ada hajatan atau acara penjemputan tamu, atau perpisahan dengan tamu yang mana tamu tersebut sudah dianggap sebagai bagian dari masyarakat lokal setempat dan menetap di tempat tersebut selama beberapa pekan bahkan tahun. Tamu yang dimaksudkan adalah bagian dari unsur pemerintah maupun unsur agama.

Baca Juga: Sinopsis Love Story The Series Kamis 29 April 2021: Ken Alami Kecelakaan Fatal di Tempat Kerja

Tradisi ini bermakna sebagai salah satu bentuk penghargaan yang mempersatukan dan menguatkan dari  masyarakat lokal setempat terhadap tamu dimaksud. Tradisi ini juga melibatkan unsur adat, dalam hal ini Tuan Tanah (pemilik tanah ).

Tuan tanah akan memberikan nasi tumpeng (rengki) dengan mengucapkan mantra adat sebagai bentuk pemberian kekuatan dan kedamaian hidup bagi tamu tersebut.

Seperti yang disaksikan pada hari Rabu, 28 April 2021, bertempat di Lokasi Pariwisata Pantai Riangsunge, Ritaebang, masyarakat yang masuk dalam etnis atau rumpun suku Balaweling melaksanakan tradisi Makan Lamak bersama Pater Venti, SVD dan Frater Yanto, SVD. Kedua tamu tersebut adalah tokoh agama yang sudah satu tahun mengabdikan dirinya menjadi gembala umat di Paroki St. Yohanes Pembaptis Ritaebang.

Baca Juga: Tim Jatanras Komodo Manggarai Barat Bekuk Pelaku Pencurian di Asrama Polisi

Umat stasi St. Yohanes Pembaptis yang hadir adalah utusan dari umat masing-masing KBG. Hal ini dikarenakana situasi global yakni pandemi Covid-19.

Halaman:

Editor: Ade Riberu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah