"Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidak tergantung pada kekayaannya itu".
Baca Juga: Sinopsis Cinta Setelah Cinta 30 Juli 2022: Nila Terseret Air Sungai, Ben Justru Lakukan ini Pada Ayu
Ribuan kasus ‘maling uang rakyat’ (korupsi, red) besar di tanah air menunjukkan betapa aktualnya pesan Yesus menentang keserakahan di zaman ini.
Dari hikayat orang kaya yang bodoh dalam kisah Injil, kita belajar bahwa hal yang buruk bukanlah harta, melainkan sikap manusia terhadap harta benda.
Seandainya orang itu tidak menimbun harta duniawi semata-mata untuk diri sendiri, tetapi menggunakannya juga bagi pelayanan sesama, maka dengan itu dia menabung harta rohani untuk hidup abadi.
Tetapi karena dia hanya memikirkan kesenangan duniawi bagi diri sendiri, harta itu akhirnya tidak menyelamatkan dia. "Kesia-siaan belaka, kata Pengkhotbah, segala sesuatu adalah sia-sia".
Lawan dari keserakahan ialah kedermawanan hati yang diteladankan oleh Kristus, yang rela memberikan diri sehabis-habisnya bagi kita sampai wafat di salib.
Kurban Kristus ini kita kenang dan hadirkan kembali dalam Ekaristi. Dan Ia berpesan: "Buatlah ini sebagai kenangan akan Daku".