Maka kita menjadi ingat apa yang dikatakan Yesus: ‘yang punya akan semakin ditambah, yang tidak punya, bahkan apapun yang ada padanya akan diambil’.
Perikop Injil hari ini diberi judul: ‘Orang Kaya yang Bodoh’. Padahal kalau kita lihat, dalam arti tertentu tidak ada orang kaya yang bodoh. Jika ia bodoh, maka kekayaannya akan habis dan ia tidak mampu mengembangkan kekayaannya, bukan?
Baca Juga: OMK Paroki Rektorat SVD Larantuka Bersihkan Sampah di Areal Pantai Ritaebang
Tetapi kenyataannya, perikop Injil hari ini diberi judul demikian. Pertanyaannya, mengapa ia sampai dikatakan sebagai orang kaya yang bodoh?
Kiranya letak kebodohan utama dari orang kaya ini adalah bahwa ia hanya berhenti pada kekayaannya.
Setelah ia kaya, ia tidak mampu mengerti untuk apa kekayaannya. Setelah berlimpah harta, ia hanya berhenti pada diri sendiri.
Ia mengumpulkan harta itu hanya untuk dirinya sendiri. Padahal ia mendapat kekayaan juga dari orang lain, bukan dari dirinya sendiri.
Kiranya, kekayaan bukanlah sebuah kesalahan, bukan sesuatu yang dilarang. Justru dengan kekayaan itu seseorang mampu untuk berbuat kebaikan yang jauh lebih besar. Dengan kekayaan seseorang mampu berbuat banyak hal.
Kekayaan adalah berkat dari Tuhan sendiri. Kekayaan adalah buah dari usaha dan perjuangan yang membutuhkan ketekunan dan keuletan.