Kedua, seperti Musa, kita pun harus berdoa dengan tekun untuk menimba kekuatan dari Tuhan. Sebab, hanya dengan berkat-Nya kita akan berhasil.
Ketiga, sebagaimana Musa yang lelah ditopang tangannya oleh Harun dan Hur, setiap kita pun membutuhkan topangan dan dukungan saudara-saudari lain untuk tetap tekun dalam doa dan setia dalam tugas pengabdian.
Rasul Paulus dalam Bacaan Kedua memberi nasihat kepada muridnya Timotius untuk tekun dalam iman dan setia dalam tugas misioner dalam nas berikut.
"Wartakanlah sabda Allah! Siap-sedialah, entah baik atau tidak baik waktunya. Nyatakanlah apa yang salah, tegur dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran" (2Tim. 4:2).
Dalam warta Injil hari ini, Yesus mengajar para murid-Nya untuk berdoa dengan tekun.
Baca Juga: Takdir Cinta yang Kupilih: Jefri Mulai Muak dengan Kelakuan Hakim: Ini yang akan Dilakukannya
Jikalau seorang hakim yang kejam pun bisa mengabulkan permohonan seorang janda miskin yang terus menerus datang menuntut pembelaan haknya, tidakkah Allah Yang Mahapenyayang lebih lagi mengabulkan doa setiap orang yang mengetuk pada pintu belaskasih-Nya?
Tetapi patut diingat: Tuhan mengabulkan doa atas cara terbaik menurut kehendak-Nya, bukan kehendak kita sendiri.
Maka doa permohonan terbaik harus diakhiri dengan kepasrahan seorang anak menurut teladan Yesus sendiri: "Ya Bapa-Ku, ... bukan kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi" (Luk 22: 42).