Sikap kedua anak tadi tidak sempurna. Lantas di manakah kita bisa menemukan contoh ketiga: sikap seorang anak yang taat sempurna pada kehendak Bapa, yaitu anak yang mengatakan "YA" dan setia melaksanakannya?
Tokoh itu ditampilkan oleh Rasul Paulus dalam Surat Flp. 2:1-11: “Kristus Putra Allah telah mengosongkan diri dengan taat sampai mati, bahkan sampai mati di salib!”
Kita baca juga dalam Surat Ibrani 10:5-7: "Korban dan persembahan tidak Engkau kehendaki, tetapi Engkau telah menyediakan tubuh bagi-Ku. Kepada korban bakaran dan korban penghapus dosa Engkau tidak berkenan. Lalu Aku berkata: Sungguh Aku datang ... untuk melakukan kehendak-Mu, ya Allah-Ku".
Nabi Yehezkiel dalam Bacaan Pertama mengajak kita untuk bertobat dari dosa agar diselamatkan. Hal itu dinyatakan dengan lebih tegas lagi dalam Yeh. 18:32: "Bertobatlah, supaya kamu hidup".
Kini, lebih dari pada di zaman nabi Yehezkiel, kita tahu bahwa dalam Yesus Juru Selamat kita selalu boleh datang kepada Bapa, memohon ampun, dan mengalami belas kasih-Nya yang tak terhingga berkat penebusan Kristus.
DOA
Yesus Juru Selamat, kami semua ini manusia lemah dan berdosa, tidak pernah sempurna dalam menaati kehendak Allah. Hanya Engkau, Putra Allah dan Anak Manusia, yang sanggup menunjukkan ketaatan sempurna pada kehendak Bapa dengan rela mengorbankan nyawa-Mu karena kasih di kayu Salib untuk menebus kami semua.
Bantulah kami dengan kekuatan Roh Kudus agar semakin hari kami pun semakin setia mengikuti teladan-Mu dalam kata dan perbuatan nyata, agar nama Tuhan sungguh dimuliakan dalam kesaksian hidup kami. Amin.***
Disclaimer: Renungan Katolik ini sejatinya disusun dan dibawakan oleh Pater Leo Kleden SVD, kemudian dibagikan lagi di sini dengan perubahan seperlunya, dengan maksud dan tujuan evangelisasi di media sosial.