Pertama, orang itu tahu dengan pikiran, tetapi kehendaknya terlalu lemah untuk melakukan apa yang baik dan benar. Orang ini lumpuh secara rohani dan perlu dibantu.
Kemungkinan kedua, orang itu adalah seorang fasik yang tegar hati, seperti kaum Farisi yang dikecam dengan keras oleh Tuhan.
YESUS SANG SABDA adalah pernyataan Kebijaksanaan Ilahi bagi kita. Dalam Injil hari ini, Sang Sabda itu menuntun kita dengan kisah tentang lima gadis bijak dan lima gadis yang bodoh, yang bersiap-siap menyambut kedatangan pengantin.
Baca Juga: Bertajuk Care Nature, Genbi Maumere Rayakan HUT ke-12 via Aksi Pungut Sampah di Sepanjang Jalan
Secara lahiriah tampilan mereka sama: mereka semua berdandan cantik, memegang pelita, dan menunggu. Tapi semua mengantuk dan tertidur, karena pengantin terlambat datang.
Perbedaan menjadi nyata pada saat pengantin tiba larut malam. Gadis-gadis yang bijaksana punya minyak dalam buli-buli, yang bodoh tidak. Orang bijak menyambut pengantin dengan pelita yang bernyala.
Kisah ini menjadi ibarat untuk hidup kita dalam menantikan Tuhan. Secara lahiriah penampilan orang bisa sama. Yang membedakan ialah 'minyak' kebajikan, khususnya pelaksanaan kasih akan Tuhan dan sesama.
Baca Juga: Dukung Peningkatan Ekonomi Kaum Disabilitas, Dinas DPPKB-PPPA Sikka Latih Puluhan Wanita Difabel
Gadis-gadis bodoh ingin meminjam minyak dari yang bijaksana tapi tidak diberi. Hal ini berarti, kebajikan adalah harta rohani yang dihayati secara pribadi dan tidak bisa 'dipinjam' dari orang lain.
Itulah minyak cinta kasih, pelita hati yang bernyala, ketika dengan gembira kita menyambut kedatangan Tuhan pada saat yang tak terduga.