2. Ketergantungan pada Perangkat Lunak
Robot trading rentan terhadap kegagalan teknis, seperti bug atau kesalahan pemrograman. Jika terjadi kesalahan dalam perangkat lunak, hal ini dapat mengakibatkan kerugian besar dalam perdagangan.
3. Volatilitas Pasar yang Fluktuatif
Pasar keuangan seringkali sangat fluktuatif dan tidak dapat diprediksi. Robot trading mungkin tidak mampu menanggapi perubahan pasar dengan cepat, atau dapat melakukan perdagangan yang merugikan dalam situasi volatilitas sedang tinggi.
Baca Juga: Songsong Pelaksanaan Pilkada Serentak 2024, Pemerintah Daerah Diminta Matangkan Persiapan
4. Backtesting Tak Akurat
Algoritma robot trading sering diuji dengan menggunakan data historis untuk mengoptimalkan kinerjanya. Namun, strategi yang berhasil dalam pengujian mundur (backtesting) tidak selalu akan berhasil dalam kondisi pasar yang sebenarnya.
5. Over-Optimization
Terlalu banyak memperbaiki strategi perdagangan untuk memaksimalkan kinerja dalam pengujian mundur dapat mengarah pada over optimisasi. Hal ini berarti, strategi perdagangan dapat menjadi terlalu spesifik untuk kondisi pasar tertentu dan tidak berhasil dalam situasi yang berbeda.
Baca Juga: Banjir di NTT, Jembatan Penghubung Dua Kabupaten Putus
6. Ketidakstabilan Sistem Keuangan
Robot trading dapat rentan terhadap peristiwa-peristiwa besar di pasar keuangan, seperti krisis ekonomi atau gejolak politik global, yang dapat menyebabkan kerugian besar dalam waktu singkat.
7. Ketergantungan pada Data Pasar
Keakuratan dan ketersediaan data pasar sangat penting bagi kinerja robot trading. Gangguan dalam aliran data pasar atau manipulasi data dapat mengganggu kinerja robot trading.
Baca Juga: Kejari Sikka Musnahkan Ratusan Barang Bukti Kasus Pidana Umum, Dari Narkotika hingga Handphone
8. Kehilangan Koneksi Internet atau Listrik
Robot trading memerlukan koneksi internet yang stabil dan listrik yang terus-menerus untuk beroperasi. Jika terjadi gangguan koneksi internet atau listrik, robot trading dapat gagal beroperasi dan mengakibatkan kerugian.