Sekjen NATO Tolak Permintaan Rusia agar Ukraina Tak Jadi Anggota Aliansi Militer Barat

- 11 Desember 2021, 09:01 WIB
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg. Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg telah menolak tuntutan Rusia untuk membatalkan komitmen tahun 2008 kepada Ukraina bahwa negara itu suatu hari akan menjadi anggota aliansi militer Barat.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg. Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg telah menolak tuntutan Rusia untuk membatalkan komitmen tahun 2008 kepada Ukraina bahwa negara itu suatu hari akan menjadi anggota aliansi militer Barat. /Reuters/Virginia Mayo via FT/

FLORES TERKINI – Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg telah menolak tuntutan Rusia untuk membatalkan komitmen tahun 2008 kepada Ukraina bahwa negara itu suatu hari akan menjadi anggota aliansi militer Barat.

Pernyataan itu muncul pada hari Jumat setelah kementerian luar negeri Rusia mengatakan bahwa NATO harus secara resmi membatalkan deklarasi 2008 untuk memberikan keanggotaan kepada Georgia dan Ukraina, dua bekas republik Soviet.

"Hubungan NATO dengan Ukraina akan diputuskan oleh 30 sekutu NATO dan Ukraina, tidak ada orang lain," kata Stoltenberg Brussels, Jumat 10 Desember 2021.

Baca Juga: Indonesia Sukses Gelar Pertemuan Pertama Sherpa Negara-Negara G20

Rusia mencaplok wilayah Krimea Ukraina pada 2014 sambil diduga mendukung pemberontak separatis di wilayah Donbas timur negara itu. Pasukan Rusia juga menduduki dua wilayah Georgia yang memisahkan diri.

Dalam beberapa minggu terakhir, Rusia telah memindahkan sekitar 100.000 tentara ke perbatasan Ukraina, membunyikan lonceng alarm di Washington dan di markas NATO di Brussels.

Pada hari Kamis, Presiden AS Joe Biden berbicara dengan timpalannya dari Ukraina Volodymyr Zelenskyy beberapa hari setelah dia berbicara dengan timpalannya dari Rusia Vladimir Putin.

Baca Juga: Indonesia Successfully Holds the First Sherpa Meeting for the G20 Countries

Presiden AS mendesak pemimpin Rusia itu untuk mengambil jalur diplomasi untuk meredakan situasi atau menghadapi sanksi ekonomi yang keras.

Halaman:

Editor: Eto Kwuta

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah