Konflik Sudan Makin Menjadi-jadi: 185 Orang Tewas, Simak 5 Fakta Pertarungan Faksi-faksi Militer 2 Jenderal

- 19 April 2023, 20:32 WIB
Perang saudara Sudan masih terus berlangsung hingga saat ini.
Perang saudara Sudan masih terus berlangsung hingga saat ini. /Anadolu

FLORES TERKINI – Konflik Sudan semakin menjadi-jadi. Terkini, dilaporkan bahwa 185 orang tewas dan ribuan lainnya mengalami luka-luka akibat pertempuran sengit antara faksi-faksi militer dua jenderal.

Konflik Sudan tersebut erat kaitannya dengan transisi ke demokrasi di negara tersebut. Namun beberapa hari belakangan ini, perseteruan tak terhindarkan yang mengakibatkan kehancuran infrastruktur dan kematian sejumlah orang.

Lantas, seperti apa situasi Sudan saat ini? Konflik apa yang sebenarnya terjadi di negara tersebut? Untuk lebih jelasnya, berikut lima fakta seputar konflik Sudan.

Baca Juga: MENCEKAM! Bentrok Tentara Sudan vs RSF Tewaskan 97 Warga Sipil, 3 Negara Besar Ini Beri Respon Begini

1. Korban Jiwa yang Tidak Sedikit

Fakta pertama seputar konflik Sudan saat ini yaitu korban jiwa. Dilansir dari Aljazeera, jumlah korban tewas mencapai 185 orang.

Sementara itu, ribuan orang lainnya dilaporkan mengalami luka-luka. Tak hanya di ibu kota, Khartoum, bentrok faksi-faksi militer terjadi hampir di seluruh wilayah di negara tersebut.

Baca Juga: Sudan Dituding Lakukan Penyerangan di Wilayah Sengketa yang Berbatasan dengan Ethiopia

2. Perseteruan Faksi-faksi Militer 2 Jenderal Besar

Fakta kedua yakni konflik maut yang terjadi di Sudan saat ini merupakan perseteruan faksi-faksi militer dua orang jenderal besar. Di kubu yang satu ada militer Sudan. Di sisi yang lain, terdapat pasukan pendukung cepat atau yang dikenal dengan RSF.

Di pihak militer Sudan ada sosok Abdel Fattah al-Burhan, seorang jenderal Angkatan Darat Sudan. Sedangkan, di kelompok RSF, ada sosok yang bernama Mohamed Hamdan Dagalo, seorang jenderal pemimpin RSF.

Baca Juga: HRW Desak Pembebasan Dua Orang Sudan Selatan yang Ditangkap karena Kritik Pemerintah

3. Militer Sudan Menyatakan RSF Sebagai Pemberontak

Fakta ketiga soal konflik panas di Sudan yakni militer Sudan menyatakan bahwa RSF merupakan kelompok pemberontak. Sebagai kelompok pemberontak, RSF dinilai telah memerangi negara sehingga menimbulkan kekacauan yang hebat di negara tersebut.

Oleh karena itu, menurut militer Sudan yang dipimpin oleh jenderal Abdel Fattah al-Burhan, RSF harus segera dibubarkan.

Baca Juga: Burhan Tegaskan Tidak akan Menjadi Bagian dari Pemerintah Sudan setelah Transisi

4. Tiga Negara Besar Beri Respon Tegas

Terkait konflik Sudan, tiga negara besar memberi respon tegas. Ketiga negara itu adalah, Rusia, Amerika Serikat (AS) dan China. Negara-negara ini meminta agar pihak-pihak yang berseteru segera menghentikan persaingan dan menempuh jalan damai.

5. Pertempuran Mulai Terjadi pada 15 April 2023

Diketahui, pertemuan maut faksi-faksi militer di Sudan mulai terjadi pada Sabtu, 15 April 2023 hingga kini. Dua kubu yakni militer Sudan dan RSF saling melempar tuduhan.

Baca Juga: Burhan Tegaskan Tidak akan Menjadi Bagian dari Pemerintah Sudan setelah Transisi

RSF menuding militer Sudan lebih dulu memicu konflik. Sementara itu, pihak tentara Sudan mengatakan bahwa RSF yang menjadi biang kerok dari pertikaian yang ada.

Untuk diketahui, gegara pertempuran hebat antara RSF dan militer Sudan, warga sipil sangat ketakutan. Keselamatan mereka terancam sehingga mereka tidak dapat beraktivitas secara normal.

"Kami takut, kami tidak tidur selama 24 jam karena kebisingan dan rumah yang terus berguncang," kata salah seorang penduduk di ibu kota, Khartoum, dikutip Flores Terkini dari Aljazeera Rabu, 19 April 2023.***

Editor: Ade Riberu

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah