FLORES TERKINI – Putra asli asal Balaweling I, Kecamatan Solor Barat, Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), sukses membangun sebuah Jembatan Tambatan Perahu (JPT) yang sangat diimpikan masyarakat setempat selama ini.
JPT itu dibangun dengan susah payah oleh usaha Ferdinandus Geneku Niron, yang selama ini bekerja dan berdomisi di Jakarta dengan menggunakan uang pribadi. Sementara masyarakat setempat membantunya dengan swadaya murni.
Jembatan itu sendiri dibangun sejak bulan Oktober 2019 dan baru diselesaikan pada bulan Maret 2021.
Baca Juga: Pemerintah Tetapkan KKB di Papua sebagai Kelompok Teroris, Mahfud MD: Ini Sudah Sesuai Undang-Undang
Pembangunan jembatan itu dengan ukuran panjang 50 meter, lebar 3 meter, dan tinggi 3,40 meter, serta menelan biaya kurang lebih Rp500 juta. Hal ini disampaikan langsung oleh salah satu keluarga dari pihak Ferdinandus dalam sambutannya setelah kurban misa syukur sekaligus peresmian jembatan.
JPT tersebut akan digunakan sebagai akses transportasi laut bagi masyarakat setempat yang sebelumnya tidak memiliki jembatan selama bertahun-tahun lamanya. Padahal, jembatan sangat dibutuhkan warga setempat, mengingat intensitas akses transportasi laut di wilayah tersebut cukup tinggi setiap harinya.
Sementara itu, pada Kamis 29 April 2021, pukul 08.00 WITA, JPT tersebut telah diresmikan melalui Perayaan Ekaristi bersama.
Bagi masyarakat Balaweling I, kehadiran JPT tersebut merupakan sebuah kebanggaan tersendiri bagi. Rasa bangga itu dicurahkan melalui perayaan ekaristi kudus pemberkatan JPT yang kemudian diberi nama “Wato Hepe“.
Perayaan Ekaristi Pemberkatan dan Peresmian mengambil tempat di areal pelabuhan itu sendiri. Perayaan ini dipimpin oleh imam yang mana berasal dari Desa Balaweling I, yakni P. Ardi Hayon, SVD sebagai konselebran utama , P. Lazarus Niron, SVD, dan P. Lambert Niron,SVD.
Salah seorang warga yang tidak mau disebutkan namanya setelah perayaan misa menyampaikan bahwa masyarakat sangat bangga karena telah memiliki sebuah Jembatan Tambatan Perahu sendiri.
“Kami sangat bangga, bahwa penantian kami selama ini untuk memiliki sebuah jembatan sudah ada dan siap kami gunakan, walaupun pembangunan ini dengan menggunakan uang pribadi dan tanpa campur tangan dari Pemerintah Kabupaten Flores Timur,” ujar salah seorang warga yang tidak mau disebutkan namanya.*** (Max Werang)