FLORESTERKINI.com - Situasi wabah Virus African Swine Fever (ASF) di Kabupaten Lembata semakin serius dengan mencapai angka seratus ekor babi yang telah mati.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Lembata, Kanisius Tuaq, mengungkapkan bahwa upaya penanganan terus diperkuat, terutama dalam hal penanganan fisik di lapangan.
Fokus utama saat ini yakni menggali lubang pemakaman bagi babi yang telah mati, sebagai langkah pencegahan penyebaran virus ASF yang semakin meluas.
Tim petugas pun dikerahkan untuk membantu peternak dalam tugas ini. Tidak hanya itu, upaya edukasi dan penyuluhan kepada masyarakat juga menjadi prioritas.
Melalui himbauan tentang menjaga kebersihan kandang, melaporkan tanda-tanda ASF, dan mematuhi pembatasan pergerakan ternak, diharapkan dapat menekan penyebaran virus.
Pemerintah Kabupaten Lembata juga menerapkan pembatasan pergerakan ternak dari kecamatan yang terinfeksi virus ASF ke kecamatan lainnya, sebagai langkah proaktif untuk mencegah penyebaran virus ke wilayah yang belum terinfeksi.
Baca Juga: Desak Kapolres Sikka Segera Selesaikan Kasus Dugaan TPPO, PMKRI Cabang Maumere Kembali Gelar Aksi
Hingga Senin 13 Mei 2024, jumlah keseluruhan babi yang mati akibat ASF diperkirakan mencapai seratus ekor. Meskipun demikian, langkah-langkah penanganan terus diperkuat, termasuk penyemprotan disinfektan dan edukasi kepada masyarakat.
Dalam upaya meningkatkan populasi babi, pelayanan kawin suntik bagi babi juga diberikan. Meskipun demikian, penanganan kasus sakit dan kematian babi terinfeksi tetap menjadi prioritas utama.
Kondisi terkini menunjukkan kompleksitas dalam penanganan wabah ASF. Pemerintah Kabupaten Lembata terus mengupayakan langkah-langkah yang tepat guna untuk menekan penyebaran virus dan melindungi industri peternakan serta kesehatan masyarakat dari dampak yang lebih luas.
"Himbauan kepada masyarakat disampaikan secara berkala melalui berbagai media, termasuk media sosial, surat-menyurat, dan telepon. Himbauan tersebut mencakup pentingnya menjaga kebersihan kandang, tidak membuang atau memotong ternak yang sakit, serta melaporkan tanda-tanda ASF kepada pihak terkait," ujar Kanisius, dikutip dari RRI.