Terpapar Covid-19 di Flores Timur, dr. Ella Kean Ungkap Kondisinya Usai Terkonfirmasi Positif: Tetap Saja Kena

- 24 Juni 2021, 15:52 WIB
Dokter Ella Kean yang kini positif terpapar Covid-19 hingga harus menjalani isolasi mandiri.
Dokter Ella Kean yang kini positif terpapar Covid-19 hingga harus menjalani isolasi mandiri. /Istimewa/FLORES TERKINI/

FLORES TERKINI - Sejak dr. Ella Kean (30) curhat di Facebook mengenai melonjaknya kasus Covid-19 di Kabupaten Flores Timur (Flotim), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), banyak reaksi beragam dari netizen membanjiri di kolom komentar Facebook yang bersangkutan.

Kini, pasca curhatannya di Facebook itu, dr. Ella Kean malah harus menjalani karantina usai divonis terpapar Covid-19.

Kepada floresterkini.pikiran-rakyat.com, dr. Ella Kean bercerita, setiap hari ia memikul harapan yang menggantung di kepalanya tentang kesehatan orang-orang yang harus ia layani. Ia berangkat kerja dari pukul 08.00 WITA pagi dan baru selesai pukul 14.00 WITA.

Baca Juga: Pemblokiran Jalan di Flores Timur Menewaskan Satu Warga Dusun Welo, Pihak Keluarga Tempuh Jalur Hukum

Ia juga membeberkan dirinya yang terkena Covid-19. Ia mengaku tak tahu dari mana dirinya terkena virus berbahaya tersebut.

"Saya tidak tahu saya dapat virus ini dari mana. Memang virus ‘kan ada di mana-mana," katanya melalui pesan WhatsApp (WA), Kamis, 24 Juni 2021.

Meski ia adalah seorang dokter, kata dr. Ella, hal itu tidak menjamin dirinya tidak akan terpapar Covid-19. Menurutnya, virus Corona bisa menyerang siapa saja tanpa terkecuali.

Ia juga menjelaskan aktivitasnya sebagai seorang dokter umum yang harus memantau kondisi pasien Covid-19 di wilayah tersebut.

Baca Juga: Covid-19 Terus Membengkak di Sejumlah Daerah, Pemkab Lembata Batasi Kerumunan Massa

"Walaupun saya bekerja sebagai dokter umum di Isolasi Covid RSUD dr. Hendrikus Fernandez Larantuka, tiap hari saya follow up dan memeriksa pasien Covid yang positif dan yang non-reaktif," katanya.

"Saya bertugas sudah memasuki empat bulan. Awal masuk, pasien sedikit tidak sebanyak sekarang. Namun, satu minggu belakangan ini, pasien membludak. Kasus positif mengisi semua bed, begitu pun kasus negatif," ungkap dr. Ella.

Disampaikan olehnya, penyebab dirinya terpapar Covid-19 ialah karena daya tahan tubuhnya yang menurun gegara aktivitasnya yang padat sebagai seorang dokter.

Baca Juga: Gelar Pelatihan Pengelolaan Desa Wisata, Disparbud Flores Timur Harapkan Desa Membangun Kota Menata

"Daya tahan tubuh turun, itu yang membuat saya rentan terkena infeksi yang sumbernya bisa dari mana pun. Tidak hanya dari tempat tugas saya," terangnya.

Ada pun kronologi dirinya sampai terinfeksi Covid-19 diungkapkan juga secara terbuka oleh sang dokter.

"Senin itu, saya masuk kerja masih periksa pasien walaupun sebenarnya saya sudah mulai rasa tidak enak badan dan pilek. Saya pulang sekitar jam tiga sore. Sampai di rumah, saya rasa benar-benar drop," katanya.

"Malam itu saya demam. Rasanya tubuh saya mau remuk. Menjelang subuh, saya beranikan diri untuk rapid tes sendiri. Kebetulan saya punya alatnya. Hasilnya positif. Saya panik seketika," ungkapnya lagi.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Kian Mencemaskan, Bupati Flores Timur NTT Keluarkan Surat Edaran bagi Pelaku Perjalanan

Dijelaskan dr. Ella, saat ia mengetahui dirinya positif Covid-19, situasi agak sedikit panik, namun suaminya berusaha menenangkan dirinya.

Usai mengetahui dirinya positif Covid-19, ia memutuskan untuk melakukan rapid test untuk semua keluarga yang berada di rumah. Hasilnya, dr. Ella dan adiknya yang bekerja dengan mereka juga terpapar Covid-19.

"Suami anak-anak dan ipar saya negatif. Saya minta suami untuk mengurus rumah kami isolasi mandiri. Kebetulan ada rumah teman dokter yang tidak terpakai. Yang mana masih satu kompleks dengan rumah kami," paparnya.

Baca Juga: Kasus Positif Covid-19 di Flores Timur Terus Melonjak, RSUD Larantuka Sulap Ruang VIP Jadi Ruang Isolasi

Ia mengisahkan, awalnya ia merasa pilek, hidung tersumbat lalu meler. Hingga pelan-pelan penciumannya hilang.

"Badan terasa remuk semua, sakit kepala, batuk sedikit, demam. Sampai sekarang pun, saya belum bisa mencium bau apapun," ungkapnya.

Sebagai dokter, yang selama ini memeriksa pasien dengan keluhan hilangannya indra penciuman dan perasa, kini ia rasakan semuanya. Ia sempat tak menduga karena dirinya sudah dua kali menjalani vaksinasi Covid-19.

"Iya, tetap saja kena. Apalagi yang belum vaksin. Jadi, vaksin itu fungsinya sebagai pelindung saja supaya kalo kita kena gejalanya tidak berat," kata dr. Ella.

Baca Juga: Lantik Anggota BPD Antar Waktu di Desa Nuhalolon, Camat Solor Barat Minta Hindari Distorsi dan Kesalahpahaman

"Ibarat kita naik motor kita wajib pakai helm supaya bisa melindungi kepala kita dari cedera mana kala kita kecelakaan," sambungnya.

Dijelaskannya, akibat Covid-19, ia harus jauh dari keluarga. Termasuk dari anaknya yang masih berusia delapan bulan. Hal itu membuatnya merasa sedih karena tak bisa menyusui anak.

Sekarang dr. Ella dan adiknya tinggal terpisah. Mereka tetap mengkonsumsi obat apa saja, dan sudah ditangani oleh dokter penyakit dalam, serta mengkonsumsi obat seperti antivirus, antibiotic, dan vitamin-vitamin. Selain itu, ia berusaha tidak stress karena bisa menekan imunitas.

Baca Juga: Golkar Berbagi Kasih dengan Masyarakat Nuhalolon Solor Barat, Nani Betan: Ini Murni Aksi Kemanusiaan

"Pernah sekali, saya menangis ingat anak-anak. Apalagi anak yang menyusui. Dia terpaksa dibantu dengan susu formula saja sekarang," katanya.

Sekarang di masa karantina, aktivitas yang dijalani dr. Ella Kean sehari-hari adalah berjemur, makan, minum obat, nonton TV, menjawab pesan dari keluarga atau teman, atau juga pasien-pasiennya yang masih dirawat di RSUD Larantuka.

Ia mengaku mendapat banyak dukungan dan doa dari keluarga, teman-teman, baik di rumah zakit, di PKM, juga dokter-dokter, perawat, dan bidan.

"Bahkan tetangga-tetangga saya juga menghantarkan makanan dan datang menyapa saya dari depan rumah tanpa kontak langsung,” katanya.

Baca Juga: GMNI Bawa 6 Tuntutan di Aksi Demo Jilid II, DPRD Flores Timur Sepakat Gelar RDP Pekan Ini

Dokter Ella Kean berharap, masyarakat harus sadar, sebab corona itu nyata dan ada. Diungkapkannya, gejalanya sudah dirasakannya semua, dan bukan sekedar batuk pilek biasa.

"Corona itu bukan penyakit aib, ini pandemi. Jadilah pahlawan untuk diri sendiri dan orang lain dengan cara berani memeriksakan diri jika bergejala atau kontak erat, beranilah untuk rapid atau swab. Dengan begitu, Anda menyelamatkan nyawa banyak orang, terlebih lagi kami parah nakes yang sudah mulai kelelahan," tutupnya.***

Editor: Ade Riberu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x