FLORES TERKINI - Matahari meninggi tepat di ubun kepala. Panasnya menyengat seluruh tubuh. Saya meluncur dengan motor Mio 125 menuju pasar Inpres Larantuka, Flores Timur.
Di pintu masuk pasar, persis di badan jalan, ada sekumpulan ibu yang tengah duduk di pertigaan jalan sambil menjajakan barang jualan miliknya.
Tampak satu tenda payung berdiri tegap di sekitar lokasi itu. Sementara seorang lagi menggunakan payung miliknya menutupi tubuhnya yang panas.
Baca Juga: Bupati Flotim Serah Terima Program Pamsimas 2020 untuk Desa Latonliwo secara Virtual Meeting
Ibu-ibu yang lain pun rela berjemur siang bolong, berkelahi dengan matahari. Mereka tak kenal panas. Kata mereka, itu sudah biasa. Bahkan, mereka tak pernah pindah dari lokasi tempat di mana mereka berjualan.
Persis di depan saya, seorang perempuan paruh baya lagi merapihkan jualannya. Sesekali ia menawarkan buah-buahan itu kepadaku. Saya hanya tersenyum.
Memang, situasi pagebluk Covid-19 terus meningkat dari hari ke hari. Tapi, ibu-ibu itu terus berjualan. Semua itu semata-mata demi bertahan hidup.
"Saya juga takut penyakit. Tapi saya berjalan dengan Tuhan. Saya yakin Tuhan tahu kita punya kesulitan dalam hidup, kekurangan dalam hidup berkeluarga," kata Anastasia Hokon, warga Desa Riangkroko, Kecamatan Tanjung Bunga, kepada awak media Flores Terkini, Kamis, 15 Juli 2021.