Lebih lanjut dikatakannya, prosesi penyatuan air dan tanah dari 34 provinsi hari ini menunjukkan mimpi besar bangsa dan negara Indonesia untuk mempunyai ibu kota negara yang baru.
Menurut Viktor, mimpi memindahkan ibu kota sudah digagas oleh mendiang Presiden Soekarno semasa hidupnya, yang berkeinginan memindahkan ibu kota ke Palangka Raya, Kalimantan Tengah.
“Hari ini kita bersyukur di bawah pemerintahan Bapak Joko Widodo ini bisa terlaksana dan kita lihat bahwa hadirnya seluruh gubernur untuk membawa tanah dan air sebagai wujud bahwa persatuan dan kesatuan Negara Republik Indonesia untuk mempunyai semangat berpindahnya ibu kota negara menuju Kalimantan dapat dilaksanakan dengan baik,” lanjutnya.
Bagi Viktor Laiskodat, kehadiran gubernur atau perwakilan dari 34 provinsi di Indonesia juga menunjukkan adanya dukungan dari segala sisi, baik dukungan politik, sosial, maupun budaya, terhadap pemindahan ibu kota negara.
Selain itu, kata dia, pemindahan ibu kota menunjukkan bahwa Presiden Jokowi telah melaksanakan amanat leluhur sebelumnya. Hal ini untuk kepentingan dan kesejahteraan bangsa Indonesia dalam pemerataan ekonomi.
Untuk diketahui, tanah yang dibawa Gubernur NTT Viktor Laiskodat ke Kaltim merupakan gabungan tanah di tiga kabupaten dan pulau besar di NTT, yakni Kabupaten Belu (Timor), Sumba Tengah (Sumba) dan Flores Timur (Flores), masing-masing seberat satu kilogram.
Sementara bawaan berupa air diambil dari empat kabupaten dari pulau terluar di NTT, yakni Kabupaten Alor, Sabu Raijua, Rote Ndao dan Lembata, masing-masing satu liter.
Sesuai dengan instruksi Gubernur NTT, pengambilan tanah dan air tersebut dilaksanakan dengan ritual atau prosesi adat masing-masing daerah, kemudian didokumentasikan (dalam bentuk video dan foto) dan dinarasikan.