Network
FLORESTERKINI.com – Peristiwa ‘diusirnya’ sejumlah wartawan beberapa saat sebelum kegiatan Kapolda NTT Irjen Pol Daniel Tahi Monang Silitonga di Aula Sikka Convation Center (SCC), Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada Selasa, 23 Januari 2024, sangat disayangkan.
Pasalnya sehari sebelumnya, Kasie Humas Polres Sikka AKP Iptu Susanto melalui pesan yang dikirim di WhatsApp Group (WAG) Wartawan Mitra Res Sikka, Senin, 22 Januari 2024 malam, mengundang wartawan untuk meliput kegiatan tersebut.
Di luar dugaan, seorang polisi mendadak meminta para wartawan yang tengah bersiap-siap meliput kegiatan Kapolda NTT, untuk keluar dari Aula SCC tanpa penjelasan dan alasan.
Baca Juga: Desa Ilepadung Lewolema Diterjang Puting Beliung, Puluhan Rumah Warga Hancur
“Ini adalah sebuah kecolongan yang dilakukan oleh polisi Polres Sikka, yang pada akhirnya menimbulkan kesan bahwa polisi menghalangi tugas peliputan jurnalis,” kata Yunus, salah satu anggota Aliansi Wartawan Sikka (AWAS).
Lebih lanjut Yunus mengatakan, kehadiran sejumlah wartawan yang meliput giat kunjungan kerja Kapolda NTT tersebut adalah bentuk penghargaan atas undangan Kasie Humas Polres Sikka sebagai mitra kerja wartawan.
“Permintaan oknum polisi untuk wartawan keluar dari ruangan SCC adalah suatu tindakan yang dilakukan dengan tidak sengaja, atau di luar pengawasan dan pengamatan Kasie Humas Polres Sikka,” lanjutnya.
Baca Juga: Sinopsis Harus Kawin Episode 2: Petualangan Cinta dan Kejutan Terbesar di Pulau Kelinci
Karena itu, untuk menjaga marwah profesi jurnalis sebagai pilar keempat demokrasi dan kemitraan antara polisi dan wartawan yang harmonis, Yunus berharap agar polisi lebih jeli dan teliti lagi ke depannya.
