Soal Kematian Ibu dan Anak di Flotim, Yamin Lewar: Ini KLB, Direktur RSUD Larantuka Harus Tanggung Jawab

- 19 Maret 2024, 08:21 WIB
Yakobus Mikhael Krizik Basa Lewar atau Yamin Lewar.
Yakobus Mikhael Krizik Basa Lewar atau Yamin Lewar. /Dok. Pribadi

FLORESTERKINI.com – Peristiwa kematian seorang ibu dan anak di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Hendrikus Fernandez Larantuka, Kabupaten Flores Timur, sungguh sangat menyita perhatian masyarakat setempat.

Seorang ibu dengan nama Novita Diliana Uba Soge, S.Pd., dan bayinya menghembuskan nafas terakhir di RSUD Larantuka, Sabtu, 16 Maret 2024, setelah dirujuk dari Puskesmas Lambunga, Kecamatan Kelubagolit pada Kamis, 14 Maret 2024.

Menanggapi situasi itu, Yakobus Mikhael Krizik Basa Lewar atau yang akrab disapa Yamin Lewar pun turut memberikan pernyataan dan harapannya kepada Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Flores Timur, melalui unggahan di akun Facebook pribadinya @Rajawali Solor, Senin, 19 Maret 2024.

Baca Juga: Jalan Dana Inpres TA 2023 di Solor Rusak Sesaat Rampung, Kontraktor Pelaksana Langsung Kebutkan Perbaikan

“Membaca postingan atas peristiwa duka yang merenggut nyawa ibu bersalin dan bayi baru lahir di Grup Facebook Suara Flotim hari ini, secara pribadi saya menyampaikan duka cita mendalam untuk keluarga yang ditinggalkan almarhumah serta bayi baru lahir. Damai di keabadian untukmu Ina bersama malaikat kecilmu," demikian Yamin Lewar mengawali komentarnya.

Yamin Lewar yang adalah mantan Kabid Yankes Dinas Kesehatan Kabupaten Flores Timur tahun 2012 itu sungguh sangat menyayangkan peristiwa kematian warga di fasilitas kesehatan publik.

Dirinya dengan tegas mengatakan, peristiwa tersebut menggambarkan kegagalan penyelamatan jiwa wanita Lamaholot dalam menjalankan tugas kodratinya sebagai seorang wanita.

Baca Juga: Jadwal Acara ANTV Selasa 19 Maret 2024: Nantikan Pesbukers Ramadan yang Siap Mengocok Perut Anda

"Atas peristiwa kematian akibat  persalinan pada fasilitas kesehatan memadai milik Pemerintah Daerah Kabupaten Flores Timur ini, dapat dilihat sebagai sebuah kegagalan terkait upaya penyelamatan jiwa wanita Lamaholot dalam menjalankan tugas kodratinya sebagai seorang wanita di rumah sakit yang jadi sandaran hidup dari aspek pelayanan kesehatan bagi masyarakat Flores Timur," ujarnya.

Yamin Lewar yang baru saja dipilih oleh masyarakat Solor untuk ‘duduk’ sebagai anggota DPRD Kabupaten Flores Timur periode 2024-2029 ini menegaskan bahwa peristiwa ini sungguh sangat mencoreng citra pelayanan publik.

"Hal ini sangat mencoreng citra pelayan publik di tengah gencarnya upaya promotif dan preventif serta tingginya kesadaran ibu hamil dan keluarga dalam memilih untuk mengakhiri kehamilan pada fasilitas kesehatan yang sangat memadai," tegasnya.

Baca Juga: 95 Gereja di Kota Kupang Jadi Target dan Prioritas Pengamanan Menjelang hingga Saat Hari Raya Paskah 2024

Bukan sekedar itu, politisi Partai Perindo ini menguraikan tentang regulasi di mana melalui Pergub NTT Nomor 42 tahun 2009 tentang Revolusi KIA di NTT, merupakan sebuah upayah serius untuk akselerasi penurunan angka kematian ibu hamil dan bayi baru lahir di NTT.

"Oleh Pemerintah Flotim melalui Dinkes Flotim, telah menerjemahkan program tersebut melalui program dan kegiatan PKIA (Pekan Keselamatan Ibu dan Anak) dan 2H2 Center sebagai menara operasionalnya," jelas Yamin Lewar.

Menurut Yamin Lewar, sistem ini telah berjalan begitu hebat, hingga mengantarkan Pemda Flotim dalam menggapai penghargaan MDGs Word di Jakarta kala itu, sehingga Flotim menjadi perhatian dan salah satu tempat magang untuk kabupaten lain di NTT.

Baca Juga: Sejumlah 'Nama Besar' di Dapil Flotim 6 Gagal Lolos ke Bale Gelekat, Ada Wakil Ketua DPRD Flores Timur

Namun seiring perjalanan waktu, kematian ibu hamil terus saja terjadi, bahkan terus berulang  pada institusi pelayanan kesehatan yang memadai.

Yamin kembali meriwayatkan bahwa dua tahun lalu, kasus kematian ibu hamil juga terjadi di RSUD dr Hendrikus Fernandes Larantuka.

Salah seorang wanita Solor, kelahiran Kenere-Solor Selatan, harus pergi untuk selamanya di saat sedang menjalankan tugas luhur sebagai seorang wanita, sehingga menambah deretan kematian ibu sepanjang tahun berjalan.

“Tahun lalu data secara program terjadi penurunan angka kematian ibu, tahun ini ada lagi dan lagi, jika tidak dibenahi berpotensi akan terjadi peningkatan lagi," ujarnya.

Baca Juga: Tolak Pengunduran Diri Ratu Wulla Lewat Aksi 73 Ribu Lilin, Warga: Orang Sumba Bukan Boneka

Yamin Lewar memandang bahwa pemerintah harus melakukan audit, tidak saja secara internal tapi sebaiknya secara eksternal, atas peristiwa kematian maternal dan perinatal yang terjadi saat ini.

"Karena peristiwa kematian ibu dan bayi baru lahir adalah sebuah kejadian Luar Biasa (KLB) yang membutuhkan perhatian serius, agar tidak  boleh terjadi lagi pada fasilitas pelayanan publik yang sangat memadai baik dari aspek tenaga, sarana, obat dan perbekalan serta dana untuk program ini," ujarnya.

Dirinya pun berharap agar Penjabat Bupati Flotim meminta Direktur RSUD Larantuka untuk bertanggung jawab atas peristiwa kematian ibu dan anak tersebut.

"Sebagai masyarakat, kami berharap Penjabat Bupati Flotim untuk segera minta pertanggungjawaban Direktur RSUD dr Hendrikus Fernandes Larantuka, sebagai penanggung jawab manajerial pelayanan pada rumah sakit tersebut, serta pihak terkait untuk melakukan audit eksternal berkaitan dengan peristiwa kematian maternal dan perinatal hari ini secepatnya, agar tidak terus terjadi lagi peristiwa yang sama," tutup calon anggota DPRD Flotim periode 2024-2029 ini.***

Editor: Ade Riberu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah