Beda dengan NTT! Ini Alasan Kenapa Waktu Masuk Sekolah di Negara-negara Maju Bukan Jam 5 Pagi

1 Maret 2023, 09:48 WIB
Ilustrasi jam masuk sekolah. /Pikiran Rakyat/Ajun Mahrudin

FLORES TERKINI – Kebijakan terkait waktu masuk sekolah atau memulai sekolah pada pukul 05.00 WITA pagi di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) belakangan ini menuai polemik.

Sebelumnya, Pemerintah Provinsi NTT menerapkan kebijakan siswa SMA/SMK di Kota Kupang untuk masuk sekolah jam 5 pagi.

Kebijakan tersebut bahkan telah diterapkan di beberapa sekolah di Kota Kupang sejak Senin, 27 Februari 2023, berdasarkan instruksi Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat.

Baca Juga: Jadwal Acara Trans7 Hari Ini Rabu 1 Maret 2023: Saksikan Jejak Si Gundul, Secret Story, dan Arisan

Adapun sekolah yang sudah menerapkan kebijakan masuk sekolah jam 5 pagi tersebut adalah SMA Negeri 1 Kota Kupang dan SMA Negeri 6 Kupang.

Sementara sekolah-sekolah lainnya akan segera menyusul. Ditargetkan, sebanyak 10 sekolah di Kota Kupang akan turut menjalankan kebijakan tersebut.

“Sekolah lainnya yang telah ditetapkan juga akan melaksanakan imbauan ini," kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT, Linus Nusi, dikutip dari Labuan Bajo Terkini Pikiran Rakyat pada Rabu, 1 Maret 2023.

Baca Juga: Harga Emas Naik Lagi! Emak-emak Buruan Merapat, Yuk ke Pegadaian Terdekat

Menurut Linus, kebijakan masuk sekolah jam 5 pagi itu bertujuan untuk melatih kedisiplinan para siswa di NTT.

Meski begitu, kata Linus, kebijakan ini masih dalam tahap sosialisasi kepada para wali murid, namun proses kajian terhadap aturan ini akan terus berjalan.

Klarifikasi Gubernur NTT

Pasca kebijakan masuk sekolah jam 5 pagi di NTT menuai perdebatan banyak pihak, bahkan dalam skala nasional, Gubernur NTT Viktor Laiskodat pun memberikan klarifikasi.

Baca Juga: Jadwal Acara SCTV Hari Ini Rabu 1 Maret 2023: Nonton Sinetron Rindu Bukan Rindu dan Tajwid Cinta

Dalam acara pembukaan Sidang Sinode GMIT pada Selasa, 28 Februari 2023, Viktor Laiskodat menjelaskan bahwa kebijakan masuk sekolah jam 5 pagi dimaksudkan agar sumber daya manusia di NTT tidak ketinggalan.

Ia berharap, kebijakan itu bisa menjadikan siswa-siswa lulusan SMA/SMK di NTT dapat bersaing di level nasional maupun internasional.

"Supaya tembus di kampus-kampus terbaik seperti UI, UGM, Harvard University, dan sejumlah kampus lain,” kata Viktor Laiskodat seperti dilihat pada unggahan video di Grup Facebook Flobamorata Tabongkar pada Rabu, 1 Maret 2023.

Baca Juga: 1 Maret Peringatan Apa? Ini Sejarah Penting bagi Bangsa Indonesia, Ternyata Ada 3 Tujuan di Baliknya

Semulanya, kata Gubernur NTT, pemerintah menetapkan SMAN 1 Kupang dan SMAN 6 Kupang sebagai target kebijakan tersebut. Dua sekolah ini dikatakan didesain untuk mencetak lulusan terbaik yang bakal bersaing di level nasional maupun internasional.

Namun kata Viktor Laiskodat, tidak menutup kemungkinan bagi sekolah-sekolah lainnya yang tertarik untuk menerapkan kebijakan tersebut.

“Tidak untuk seluruh sekolah, tetapi hanya untuk dua sekolah. Namun ada sekolah yang bilang kami juga mau, ya sudah, saya bilang coba saja," tegasnya.

Sementara untuk 10 sekolah lainnya di Kota Kupang yang juga menjadi target penerapan kebijakan masuk sekolah jam 5 pagi, Gubernur Viktor menyebut pihaknya masih menunggu laporan dari Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT.

Baca Juga: Jadwal Acara RCTI Hari Ini Rabu 1 Maret 2023: Ikatan Cinta Pindah Jam Tayang, AFC U20 2023 Indonesia vs Irak

Yang pastinya, kata Viktor Laiskodat, SMA Negeri 1 Kupang dan SMA Negeri 6 Kupang sudah pasti dan harus tetap menjalankan kebijakan tersebut.

"Dua sekolah ini akan jalan terus," pungkas Viktor Laiskodat.

Masuk Sekolah Bukan Jam 5 Pagi di Negara-negara Maju

Di negara-negara maju, rata-rata jam masuk sekolah berkisar antara pukul 09.00 hingga 09.30. Hal ini tentu berbeda dengan kebijakan di Indonesia, di mana kebanyakan sekolah memulai sekolahnya pukul 07.00, apalagi pukul 05.00 khusus di Kota Kupang.

Baca Juga: Ikatan Cinta Hari Ini Rabu 1 Maret 2023: Ditakdirkan Bersama, Reyna Kembali ke Pelukan Papa Al, Askara?

Terkait hal itu, dr Andreas Prasadja RPSGT dari Snoring & Sleep Disorder Clinic pertama di Indonesia menilai, penetapan jam masuk sekolah pada pukul 07.00 saja sudah menyalahi aturan kesehatan bagi anak-anak usia remaja dan dewasa muda, apalagi jam masuk sekolah pukul 05.00 seperti yang berlaku di NTT saat ini.

“Jam masuk sekolah sekarang di Indonesia, yang jam 7 pagi saja sudah salah. Di berbagai negara maju, jam masuk sekolah justru dimundurkan, ke jam 9 atau setengah 9,” kata dr Andreas, dikutip dari akun Instagram @undercover.id.

Menurutnya, jam masuk sekolah di negara-negara maju demikian dimaksudkan untuk menjaga kesehatan tidur anak-anak, khususnya usia remaja dan dewasa muda.

Baca Juga: Jadwal Acara NET TV Hari Ini Rabu 1 Maret 2023: Saksikan Drakor Terbaru Berjudul Prime Minister And I

“Alasannya kenapa? Untuk kesehatan tidur anak-anak ini. Perlu diketahui begini, usia remaja dan dewasa muda itu masih memiliki kebutuhan tidur 8 setengah sampai 9 seperempat jam. Kalau tidak dipenuhi, apa akibatnya?” ujarnya.

Merujuk pada hasil penelitian Mary A. Carskadon, seorang peneliti asal Amerika khusus soal kesehatan tidur pada remaja dan dewasa muda, dr Andreas membeberkan alasan di balik penerapan jam masuk sekolah yang lebih lambat di negara-negara maju, dibandingkan dengan di Indonesia.

Mary Carskadon, peneliti yang akhirnya memberikan kontribusi penting tentang waktu mulai sekolah yang berkaitan dengan pola tidur dan rasa kantuk di masa remaja, semulanya memulai penelitiannya pada para siswa yang dikenal sebagai Dement Fellows, diambil dari nama William C. Dement.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta Rabu 1 Maret 2023: Indra Dapat Bogem Mentah hingga Memar, Nina Kepo Abis

Para siswa dimaksud ditampung di Bradley Sleep Lab sepanjang musim panas, sembari belajar di bawah bimbingan Carskadon.

“Jadi diuji, ada dua sekolah waktu itu, sekitar awal tahun 1990-an, dengan memundurkan jam masuk sekolah menjadi jam 9 atau setengah 9, prestasi akademisnya meningkat, prestasi olahraga meningkat, angka terlambat turun drastis, angka absen karena sakit turun drastis, dan di luar perkiraan para peneliti, angka kenakalan remaja hampir nol,” kata dr Andreas.

Menurut dr Andreas, kesehatan tidur akan menjamin kualitas manusia. Bukan saja soal kesehatan, tapi juga kecerdasan, kreativitas, bahkan kualitas manusia bisa dibangun hanya pada saat tidur.

“Jadi, dengan mengurangi (waktu) tidur, kita malah menurunkan kualitas manusia,” jelasnya.

Baca Juga: Jadwal Acara MNCTV Hari Ini Rabu 1 Maret 2023: Saksikan Family 100 dan Live Kontes Primadona Pantura

Pentingnya Waktu Tidur bagi Anak-anak

Bagaimanapun, tidur memiliki dampak yang sangat besar terhadap kesehatan seseorang. Pertanyaan selanjutnya, mungkinkah perubahan pola tidur remaja berkontribusi terhadap perilaku yang membahayakan kesehatannya?

Pada 2006, National Sleep Foundation mengadakan sebuah survei terhadap 1.602 orang tua dan anak mereka yang berusia antara 11 hingga 17 tahun.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Besok 1 Maret 2023 Cancer, Leo, dan Virgo: Sportifitas dan Pengertian Tumbuh Subur

Hasil survei menunjukkan bahwa sebanyak empat puluh lima persen remaja tidak cukup tidur pada hari sekolah (kurang dari delapan jam).

Remaja yang lebih tua (kelas 9 hingga kelas 12) lebih sedikit tidurnya dibandingkan remaja yang lebih muda (kelas 6 hingga kelas 8) atau 62 persen remaja yang lebih tua tidak cukup tidur dibandingkan 21 persen remaja yang lebih muda.

Remaja yang tidak cukup tidurnya pada hari sekolah cenderung merasa mudah lelah atau mengantuk, lebih mudah tersinggung dan berubah  perasaannya, tertidur di sekolah, depresi dan meminum minuman berkafein, dibandingkan rekannya yang cukup tidur.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta Rabu 1 Maret 2023: Niat Cari Kerja, Nina Kaget Ketika Tiba di Rumah Papa Surya, Ada Apa?

Mary Carskadon dan koleganya menemukan bahwa ketika diberikan   kesempatan, remaja akan tidur malam rata-rata selama 9 jam 25 menit. Namun kebanyakan remaja tidur kurang dari 9 jam, terutama selama hari biasa.

Kekurangan tidur ini akan berusaha ‘dibayar’ pada akhir minggu oleh   remaja. Peneliti juga menemukan bahwa remaja yang lebih tua cenderung lebih mengantuk sepanjang hari, dibandingkan remaja yang lebih muda.

Mereka berteori bahwa rasa kantuk ini bukanlah akibat dari tekanan pekerjaan sekolah atau sosial. Alih-alih penelitian ini menyimpulkan  bahwa jam biologis remaja mengalami pergeseran ketika mereka semakin dewasa, sehingga menunda periode setiap sekitar satu jam.

Pergeseran waktu dalam pelepasan hormone melatonin pada malam hari, yaitu hormon yang membuat tidur yang diproduksi oleh kalenjar pineal, agaknya memengaruhi penundaan waktu tidur ini. Melatonin   dikeluarkan sekitar pukul 09.30 malam pada remaja yang lebih muda, sedangkan pada remaja yang lebih tua sekitar 1 jam kemudian.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Besok 1 Maret 2023 Aries, Taurus, dan Gemini: Saatnya Menikmati Hasil Jerih Payah Anda

Penelitian ini cukup mengejutkan, mengingat pandangan umum yang menyatakan bahwa kebutuhan tidur umumnya adalah 8 jam per harinya.

Tetapi tidak demikian dengan kebutuhan tidur remaja. Remaja hingga dewasa muda butuh tidur 8,5 sampai 9,25 jam seharinya, sebagaimana dikatakan dr Andreas sebelumnya.

Para ahli beranggapan, durasi tidur hingga 10 jam pada penilitian ini sebagai mekanisme ‘bayar utang tidur’.

“Ini luar biasa! Dalam waktu sepuluh tahun, belasan tahun, memang tidak mudah, perlahan-lahan baru bisa tercapai, akhirnya dimundurkanlah jam masuk sekolah,” pungkas dr Andreas.***

Editor: Ade Riberu

Tags

Terkini

Terpopuler