FLORES TERKINI - Ada yang menarik dari analisis ilmuwan sekaligus pengamat politik Indonesia, Prof. Salim Said, terkait kisruh Partai Demokrat.
Menurutnya, ada satu hal menarik yang perlu dicermati dalam dinamika politik kisruh Partai Demokrat, yakni terkait dugaan intervensi istana atau negara dalam prahara Demokrat dan nama Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang ikut terseret dalam kasus ini oleh karena adanya keterlibatan Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko.
Menurut Prof. Salim Said, sejak awal SBY telah menyatakan bahwa Presiden Jokowi tidak mengetahui kalau anak buahnya, KSP Moeldoko, melakukan manuver politik dalam paraha Partai Demokrat. SBY meyakini bahwa ini murni tindakan seorang Moeldoko yang tidak diketahui Jokowi.
Dalam analisis politiknya, Prof. Salim Said mengatakan bahwa SBY sesungguhnya cerdas karena dengan cepat mengambil langkah untuk tidak membawa-bawa nama Jokowi.
Ia lalu menjabarkan bahwa hal itu sebenarnya merupakan langkah taktis SBY. SBY sengaja memisahkan Jokowi dari Moeldoko agar dengan itu ia bisa lebih leluasa menyerang atau menghancurkan Moeldoko.
"Pandainya Pak SBY dengan cepat dia membela Pak Jokowi (dari kisruh Partai Demokrat). Ia ‘kan, Pak Jokowi tidak tahu-menahu apa, saya kira ada itu di TV ya. Jadi beliau (SBY) ingin mengatakan ini yang brengsek ini Moeldoko. Itu ya. Lalu dengan alasan itu, dipisahkan Moeldoko dengan Presiden supaya Moeldoko gampang ditembak," ujar Prof. Salim Said sebagaimana dikutip dari Floresterkini.com dari video yang diunggah di kanal YouTube Karni Ilyas Club, Jumat 12 Maret 2021.
Baca Juga: Mantan Menteri Desa Marwan Jafar Yakin Revitalisasi Ekonomi Pedesaan Penting untuk Didorong
Dalam analisisnya itu juga, Prof Salim Said menerangkan bahwa sebenarnya kisruh Partai Demokrat ini adalah sebuah drama politik yang tidak jelas apa yang hendak diperebutkan. Menurutnya, ini ibarat pepesan kosong.