1 Maret Peringatan Apa? Ini Sejarah Penting bagi Bangsa Indonesia, Ternyata Ada 3 Tujuan di Baliknya

- 1 Maret 2023, 06:28 WIB
Ilustrasi 1Maret peringatan apa, ada sejarah penting bangsa Indonesia beserta tiga tujuannya.
Ilustrasi 1Maret peringatan apa, ada sejarah penting bangsa Indonesia beserta tiga tujuannya. /gahetna.nl

Serangan yang dilakukan harus diketahui dunia internasional

Serangan yang dilakukan harus mendapatkan dukungan dari Wakil Kepala Staf Angkatan Perang agar dapat berkoordinasi dengan pemancar radio milik Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI), Koordinator Pemerintah Pusat, dan Pendidikan Politik Tentara (PEPOLIT) Kementerian Pertahanan.

Setelah dilakukan perundingan, gagasan yang diajukan oleh Hutagalung akhirnya disetujui, yaitu melakukan ‘serangan besar’ terhadap satu kota besar.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Besok 1 Maret 2023 Cancer, Leo, dan Virgo: Sportifitas dan Pengertian Tumbuh Subur

Namun, Kolonel Bambang Sugeng yang berstatus sebagai Panglima Divisi III/GM III bersikukuh bahwa yang harus diserang adalah Yogyakarta.

Beberapa alasan penting yang dikemukakan Bambang Sugeng memilih Yogyakarta sebagai sasaran utama, yaitu pertama bahwa Yogyakarta adalah Ibu Kota Republik Indonesia, yang akan berpengaruh besar terhadap perjuangan Indonesia apabila dapat direbut, meskipun hanya beberapa jam.

Kedua, banyaknya wartawan asing di Hotel Merdeka Yogyakarta, dan ketiga masih adanya anggota delegasi United Nations Commission for Indonesia (UNCI) dan pengamat militer dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Kemudian, Yogyakarta berada di bawah wilayah Divisi III/GM III, sehingga tidak perlu persetujuan dari panglima atau gubernur militer lain. Selain itu, semua pasukan memahami dan menguasai situasi daerah operasi.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta Rabu 1 Maret 2023: Niat Cari Kerja, Nina Kaget Ketika Tiba di Rumah Papa Surya, Ada Apa?

Peran Sri Sultan Hamengkubuwana IX

Sri Sultan Hamengkubuwana IX, yang berstatus sebagai Raja Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, kemudian mengirimkan surat kepada Panglima Besar TNI, Jenderal Soedirman, untuk memberikan izin diadakannya serangan.

Permintaan itu disetujui oleh Jenderal Soedirman. Dia lantas meminta kepada Hamengkubuwana IX untuk melakukan koordinasi dengan Letkol Soeharto, yang saat itu menjabat sebagai Komandan Brigade 10/Wehrkreise III agar melakukan serangan.

Halaman:

Editor: Max Werang

Sumber: Kemendikbudristek


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah