Renungan Katolik Hari Minggu Biasa XVIII, 31 Juli 2022: Waspadalah terhadap Keserakahan

30 Juli 2022, 09:21 WIB
Renungan Katolik Hari Minggu Biasa XVIII, 30 Juli 2022. /Flores Terkini/pixabay

FLORES TERKINI – Renungan Katolik Hari Minggu Biasa XVIII, Minggu 31 Juli 2022, memberikan semacam alarm atau peringatan kepada umat Kristus untuk selalu waspada terhadap keserakahan.

Sejalan dengan itu, bacaan-bacaan Kitab Suci yang akan diperdengarkan kepada kita sekalian pada Hari Minggu Biasa XVIII ini adalah Pkh. 1:2; 2:21-23; Kol. 3:1-5.9-11; dan Luk. 12:13-21.

Baca Juga: Jadwal Acara TV di tvOne Hari Ini, Sabtu 30 Juli 2022: Saksikan Tantangan Hidup dan One Pride MMA

Kitab Qoheleth atau Pengkhotbah menyampaikan kritik terhadap "jerih payah manusia di bawah matahari".

Apabila usaha manusia tidak mempunyai dasar dalam Tuhan dan tidak terarah kepada-Nya, maka akan menjadi kesia-siaan belaka. Kata Pengkhotbah: “segala sesuatu adalah sia-sia".

Kemudian dalam Bacaan Kedua, Rasul Paulus menasihati umat untuk hidup secara baru dalam Kristus yang telah wafat dan bangkit untuk kita.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Sabtu 30 Juli 2022: Aries Dilanda Kesalahpahaman, Taurus Harus Bisa Menahan Diri

Caranya, menurut Paulus, adalah dengan "menanggalkan manusia lama dan mengenakan manusia baru ... menurut gambar Penciptanya", sebagaimana kita lihat dalam diri Kristus.

Dalam Injil hari ini, Minggu 31 Juli 2022, Tuhan Yesus mengingatkan kita untuk waspada terhadap bahaya keserakahan.

"Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidak tergantung pada kekayaannya itu".

Baca Juga: Sinopsis Cinta Setelah Cinta 30 Juli 2022: Nila Terseret Air Sungai, Ben Justru Lakukan ini Pada Ayu

Ribuan kasus ‘maling uang rakyat’ (korupsi, red) besar di tanah air menunjukkan betapa aktualnya pesan Yesus menentang keserakahan di zaman ini.

Dari hikayat orang kaya yang bodoh dalam kisah Injil, kita belajar bahwa hal yang buruk bukanlah harta, melainkan sikap manusia terhadap harta benda.

Seandainya orang itu tidak menimbun harta duniawi semata-mata untuk diri sendiri, tetapi menggunakannya juga bagi pelayanan sesama, maka dengan itu dia menabung harta rohani untuk hidup abadi.

Baca Juga: Jadwal Kapal Ferry Sabtu 30 Juli 2022: KMP Lakaan Rute Aimere ke Waingapu PP, Inerie II Kupang-Rote Ndao

Tetapi karena dia hanya memikirkan kesenangan duniawi bagi diri sendiri, harta itu akhirnya tidak menyelamatkan dia. "Kesia-siaan belaka, kata Pengkhotbah, segala sesuatu adalah sia-sia".

Lawan dari keserakahan ialah kedermawanan hati yang diteladankan oleh Kristus, yang rela memberikan diri sehabis-habisnya bagi kita sampai wafat di salib.

Kurban Kristus ini kita kenang dan hadirkan kembali dalam Ekaristi. Dan Ia berpesan: "Buatlah ini sebagai kenangan akan Daku".

Baca Juga: Jadi Mitra Kampus Merdeka, PRMN Buka Peluang bagi Mahasiswa Jadi Content Creator Profesional, Buruan Daftar!

DOA

Tuhan, hidup kami adalah anugerah-Mu.
Kami berasal dari tangan-Mu dan akan berpulang ke tangan-Mu jua.
Bantulah kami menggunakan semua daya, talenta, dan anugerah
yang telah kami terima sebagai sarana untuk berbuat baik menurut teladan Kristus,
agar Nama-Mu dimuliakan dan semakin banyak orang diantar kepada keselamatan.
Demi Kristus Tuhan kami. Amin.***

Disclaimer: Renungan Katolik Hari Minggu Biasa XVIII ini dibawakan oleh Pater Leo Kleden SVD, dan dibagikan di sini dengan perubahan seperlunya, dengan maksud evangelisasi di media sosial.

Editor: Ade Riberu

Tags

Terkini

Terpopuler