Ada sekian banyak hal indah dan teduh yang dialami dalam hidup ini. Dengannya kita rasakan sukacita tak terkira. Dan sepertinya kita lantas berseru: Inilah hidup yang sesungguhnya.
Di situ, barangkali saja ada harapan teramat sangat: semoga keindahan dan kemesraan ini janganlah cepat berlalu.
Baca Juga: Benarkah DPR RI Setujui Draf RUU Pembentukan Provinsi Flores? Simak Fakta Berikut Ini!
Tetapi, seringkali dunia ini dialami dalam hukumnya sekian kejam. Ia sepertinya hentikan dan memotong jalan dan alam sukacita yang tengah dialami.
Alam sungguh mengganggu apa yang dialami sebagai keseharian yang normal. Dan kepanikan dan ketakutan datang mendera.
Dari hukum alam sebenarnya ada banyak pelajaran berarti. Musim silih berganti mendesak manusia untuk menyesuaikan diri.
Baca Juga: LINK Nonton Aku Titipkan Cinta Senin 27 Juni 2022, Diperankan Pasutri Rezky Aditya dan Citra Kirana
Kita beria-ria di bibir pantai di musim panas. Tetapi, semuanya tak berlaku di musim dingin.
Kata si bijak, pasanglah alarm batin dalam diri. Sebab dalam hidup, acapkali sekonyong-konyong badai kehidupan cekatan datang menyergap.
Keluhan, teriakan ketakutan, kepanikan bahkan hilang total pada harapan, adalah tanda bahwa kita adalah 'korban dan bukannya pemenang dari hidup ini.' Tetapi bukankah manusia itu mesti jadi pemenang atas kehidupan ini?