Tinggal bagaimana cara kita menanggapi mereka yang berkebutuhan itu. Tentu, kita dapat menolong, sejauh kita memang bisa menolong. Sebisanya. Bagaimanapun, kita pasti tak perlu sekian berlimpah untuk membantu.
Yesus yang berbelas kasih mengajak kita untuk berbelas kasih pula. Orang banyak itu menjadi 'panggilan untuk berkebaikan hati.' Sebab itulah para muridlah yang harus memberi makan (Mat 14:16). Bukan sebaliknya bahwa orang banyak itu mesti disuruh pergi.
Baca Juga: Link Live Streaming Nonton Film Horor The Scout Malam Ini: Perburuan Harta Karun yang Membawa Petaka
Ada sekian orang yang mendekati kita. Mereka pasti memiliki satu hasrat hati. Agar dari diri kita terpancar harapan.
Mungkin itu adalah satu kebutuhan fisik-jasmani. Sekedar lepaskan rasa lapar dan dahaga. Bisa pula sekedar ingin menangkap suara kita yang meneguhkan.
Mungkin saja dengan cara-cara tak simpatik, kita hanya 'bikin orang menjauh dari kita.' Sesama merasa terusir oleh sikap dan kata-kata yang memang tak sedap dan cantik di mata dan di telinganya.
Tuhan hanya butuh ketajaman rasa solider dan kedalaman hati berbelarasa. Jika mungkin, tak cuma kepada orang-orang yang datang mendekati kita, lebih dari itu kita malah sebaliknya yang berjuang untuk mendekati orang yang berkebutuhan itu.
Verbo Dei Amorem Spiranti, Tuhan memberkati, Amin.***
Disclaimer: Renungan Harian Katolik Senin 1 Agustus 2022 ini dikirim oleh Pater Yustinus Genohon Tukan, SVD, dan dibagikan di sini dengan maksud evangelisasi di media sosial.