“Bapa mengasihi Aku, oleh karena Aku memberikan nyawa-Ku untuk menerimanya kembali. Tidak seorang pun mengambilnya daripada-Ku, melainkan Aku memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri. Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali. Inilah tugas yang Kuterima dari Bapa-Ku.”
Demikianlah Injil Tuhan.
Renungan
Seorang pastor dari kongregasi Societas Verbi Divini (SVD) atau Serikat Sabda Allah yang bertugas di daerah misi Sudan Selatan berceritera tentang tugas panggilannya di tengah masyarakat yang terlibat perang dan konflik.
Katanya, situasi sangat mencekam, sehingga banyak umat yang tercerai-berai. Selain itu, banyak yang menjadi korban perang dan yang lain mengungsi mencari selamat.
Baca Juga: Renungan Katolik Minggu Paskah 9 April 2023: Kristus Telah Bangkit, Alleluya!
Umat yang masih sayang pada pastornya lantas meminta agar sang pastor meninggalkan daerah misi tersebut, namun pastor itu menolaknya. Ia justru mencari dan mengumpulkan umatnya terlebih dahulu untuk diselamatkan ke daerah lain yang lebih aman. Setelah itu, ia meninggalkan tempat itu dan menunggu sampai keadaan aman kembali.
Sang pastor adalah seorang gembala sejati sebagaimana digambarkan oleh Yesus dalam Injil Yohanes yang kita dengar hari ini. Yesus menunjukkan kualitas seorang gembala, yaitu siap memberikan nyawanya bagi domba-dombanya.
Kehadiran gembala adalah menuntun sekaligus memberi rasa aman, sehingga domba dapat ‘merumput’ tanpa rasa takut. Gembala demikian bertanggung jawab dan ada kesadaran (self of belonging).