Kisah Anak Pengurus Mushola di Solor Timur yang Bermimpi Jadi Hafizh Qur'an: Saya Mau Bahagiakan Orangtua

- 13 November 2023, 19:05 WIB
Arofah (tengah) bersama KH Yusuf Mansur (kiri) dan Ustadz Tarmizi (kanan).
Arofah (tengah) bersama KH Yusuf Mansur (kiri) dan Ustadz Tarmizi (kanan). /Dok. Daarut Tarmizi

Ayahnya ialah seorang peternak dan pedagang. Mereka memiliki beberapa hewan ternak seperti ayam, kambing hingga sapi. Selain memelihara hewan-hewan tersebut, ayahnya juga menjualnya di pasar. Uang hasil berjualan itulah yang digunakan untuk kehidupan sehari-hari.

Selain itu, ibu dari Arofah juga seorang pedagang. Ibunya memiliki sebuah kios di pasar yang menyediakan berbagai makanan ringan dan peralatan rumah tangga.

Sebagai anak sulung dari delapan bersaudara, Arofah kerap membantu kedua orang tuanya. "Iya (bantu orang tua), saya biasa kasih makan sapi, (membantu) motong ayam, cabut bulu ayam, terus juga bantu mama jaga kios," jelas Arofah.

Baca Juga: Merasa Seperti Diintai Polisi, Bachtiar Baetal: Bawaslu Setuju Diamankan Tapi Konsepnya Biasa Saja

Kedekatannya dengan orang tua membuat Arofah merasa berat meninggalkan mereka. Namun, tekadnya untuk menghafal Al-Qur'an dan membahagiakan orang tua mampu menguatkannya. Baginya, tak apa jauh dari orang tua, asal bisa menghadiahkan surga dengan hafalan Al-Qur'an.

Berbicara tentang mondok, Arofah juga mengaku sempat menolak saat orang tuanya meminta untuk masuk pesantren. Saat itu, Arofah masuk SMP dan orang tuanya ingin dirinya menjadi santri. Namun, Arofah menolak mentah-mentah. Alasannya karena ingin bebas bermain seperti anak-anak pada umumnya.

"Pertamanya disuruh orang tua (masuk pesantren), pertama nolak, karena nggak suka, terlalu banyak waktu ngaji, saya mau bermain juga," terangnya.

Namun, hati Arofah kemudian luluh karena bujukan kedua orang tuanya. Meski begitu, enam bulan pertama di pesantren ia sempat menangis. "Pas enam bulan pertama masuk nggak nangis, pas masuk lagi nangis," jelas Arofah sembari malu-malu.

Baca Juga: Update Dugaan Kasus Pelecehan Seksual BEM UNY, Ternyata Hoax Belaka Gegara Sakit Hati

Setelah masuk Pondok Pesantren Daarut Tarmizi, Arofah tak merasakan hal seperti pertama kali mondok dulu. Ia langsung klop dengan lingkungan pesantren. Selain karena sesuai dengan cita-citanya untuk menjadi hafizh Qur'an, Pondok Pesantren Daarut Tarmizi juga memiliki suasana yang nyaman.

Halaman:

Editor: Ade Riberu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah