PPATK Bekukan 345 Rekening Terlibat Investasi Ilegal, Beberapa Pihak Lain Turut Diincar

6 April 2022, 19:52 WIB
Ilustrasi investasi ilegal robot trading. /Pixabay/Sergeitokmakov

FLORES TERKINI - Penelusuran terhadap jaringan investasi ilegal terus dilakukan. Terbaru, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mendapati sebanyak 78 orang yang diduga terlibat dalam praktik investasi ilegal.

Penemuan tersebut diikuti dengan pembekuan 345 rekening pihak-pihak yang diduga terlibat dalam investasi ilegal tersebut, dengan besaran rupiah yang dimiliki senilai Rp588 miliar.

"Terkait dengan investasi ilegal, per hari ini saja PPATK sudah membekukan Rp588 miliar. Itu terdiri atas 345 rekening yang terkait dengan 78 orang atau 78 pihak," kata Kepala PPATK Ivan Yustiavandana dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi III DPR di Gedung Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa 5 April 2022, dikutip dari ANTARA.

Baca Juga: Syarat Lengkap Tenaga Honorer Diangkat Jadi PNS dan Tahapan Seleksi, Teko Wajib Tahu

Selain itu, PPATK juga menerima 560 laporan transaksi terkait investasi ilegal, berupa laporan transaksi pembelian aset, laporan transaksi keuangan mencurigakan, laporan transaksi keuangan tunai, laporan pengiriman uang ke luar negeri, dan laporan penerimaan uang dari luar negeri.

"Itu semua, PPATK per hari ini sudah menerima 560 laporan dan nilainya Rp35.706.982.447.000," katanya menanggapi pertanyaan Anggota Komisi III DPR Ade Rossi terkait investasi ilegal.

“Nilai rekening yang dibekukan dan laporan transaksi terkait investasi ilegal tersebut terbilang masif,” tambahnya.

Baca Juga: Dibuka 9 April 2022, Berikut Jadwal Lengkap Pelaksanaan Seleksi Penerimaan Calon Praja IPDN Tahun 2022

PPATK juga sudah memberikan hasil analisis dan pemeriksaan kepada Bareskrim Polri dan akan terus membantu Polri memberikan akses data dan nama-nama yang terlibat transaksi keuangan ilegal.

"Saat ini sudah ada delapan pihak besar yang sudah PPATK tangani. Tidak hanya (kasus robot trading) Fahrenheit, tetapi ada juga beberapa pihak lainnya yang PPATK juga cermati; ini dengan proses modus terkait investasi ilegal," paparnya.

Berdasarkan analisis PPATK, dia menjelaskan modus aliran uang tersebut cukup beragam, seperti disimpan dalam bentuk aset kripto dan penggunaan rekening milik orang lain yang kemudian dipindahkan ke berbagai rekening di beberapa bank untuk mempersulit penelusuran transaksi.

Baca Juga: SELAMAT! Dana Hibah Senilai Rp538,9 Miliar Siap Sejahterakan 81 Ribu Guru Honorer Sekolah Swasta dan PAUD

Dia mengatakan PPATK, memiliki kewenangan untuk menghentikan sementara transaksi selama 20 hari kerja.

Selanjutnya, PPATK berkoordinasi dan melaporkan kepada aparat penegak hukum terkait transaksi mencurigakan dalam nominal besar, yang diduga terkait dengan investasi ilegal.

"Sebagai lembaga sentral (focal point) dalam pencegahan dan pemberantasan TPPU (tindak pidana pencucian uang) di Indonesia, PPATK terus berkoordinasi dengan FIU (Financial Intelligence Unit) dari negara lain," jelasnya.

Baca Juga: Jadwal Acara dan Live Streaming GTV 7 April 2022, Saksikan Film Cold War 2 dan Sinetron Anak Jalanan

PPATK juga tengah berupaya menginisiasi rapat komite koordinasi nasional untuk mencegah agar kasus tersebut tidak terulang dan menekan dampak kerugian masyarakat.

"PPATK menginginkan bahwa upaya preventif tetap bisa dikedepankan, sehingga kerugian masyarakat bisa segera dapat dihindarkan daripada sudah terjadi dan berdampak pada semakin banyaknya masalah yang dirugikan," ujar Ivan.***

Editor: Ade Riberu

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler