Pemerintah Perdana Menteri Narendra Modi, yang mendapat dukungan terutama dari komunitas mayoritas, mengubah undang-undang kewarganegaraan pada tahun 2019.
Hal ini ternyata untuk mempercepat kewarganegaraan bagi umat Hindu, Parsi, Sikh, Buddha, Jain, dan Kristen yang dianiaya di India sebelum 31 Desember 2014, dari Muslim -mayoritas Afghanistan, Bangladesh dan Pakistan.
Baca Juga: Birju Maharaj Legenda Tari Klasik, Salah Satu Seniman Pertunjukan Paling Terkenal India Tutup Usia
Banyak Muslim di India menentang pengecualian komunitas mereka dalam undang-undang dan melancarkan protes, dengan aksi duduk yang dipimpin perempuan di New Delhi menjadi pusat demonstrasi.
Protes duduk di bagian timur laut ibu kota India diserang oleh massa, yang segera meningkat menjadi kekerasan agama menjelang akhir Februari 2020, di mana puluhan orang tewas dan rumah serta masjid dibakar.
Diperkirakan ada 200 juta Muslim di India dari populasi 1,35 miliar, minoritas Muslim terbesar di dunia.***