FLORES TERKINI – Lebih dari sembilan bulan setelah militer melancarkan kudeta di Myanmar, jurnalis Khit Thit memilih untuk meninggalkan negara itu.
Dalam minggu-minggu setelah perebutan kekuasaan para jenderal, Khit Thit menghabiskan waktunya berlomba di sekitar Yangon, kota terbesar di negara itu.
Khit mendokumentasikan demonstrasi pro-demokrasi yang berlangsung setiap hari dengan harapan masyarakat bisa mendapatkan informasi setiap harinya.
Tanggapan awal pihak berwenang terhadap protes telah tertahan, tetapi dalam beberapa minggu pasukan keamanan mulai memukuli dan menangkap pengunjuk rasa yang damai, menembakkan peluru tajam ke kerumunan, mengerahkan penembak jitu, dan melakukan eksekusi langsung.
Beberapa minggu setelah kudeta, Khit Thit, yang namanya telah diubah untuk melindungi identitasnya, sedang meliput demonstrasi di Sanchaung.
Adapun jalan sempit di utara pusat kota Yangon, ketika dia nyaris lolos dari cengkeraman polisi, mengambil berlindung di hotel terdekat.
Baca Juga: Dunia Internasional Diklaim Duduk dan Menonton Saat Myanmar Terjebak dalam Tragedi Perang
Dia mencapai atap gedung yang berdekatan, dari mana dia melihat petugas dengan kejam memukuli seorang pengunjuk rasa saat dia memohon belas kasihan.