Kampanye Sadar ASF, Wagub NTT: Jangan Takut Beternak Babi

25 Juli 2022, 17:10 WIB
Ilustrasi babi. /@Cheim_Seherin/Pixabay/

FLORES TERKINI – Wakil Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Josef Nae Soi, melaksanakan kegiatan kampanye kesadaran African Swine Fever (ASF) di aula El Tari Kupang, Senin 25 Juli 2022.

Dalam kampanyenya tersebut, ia meminta kepada seluruh masyarakat NTT untuk tidak perlu lagi cemas dengan virus ASF ini.

Dikatakannya bahwa virus ASF sampai saat ini bisa diatasi pemerintah, olehnya Josef Nai Soi mengajak masyarakat untuk jangan takut beternak Babi.

Baca Juga: Gawat, Nila Hanyut Terbawa Arus Sungai: Sinopsis Cinta Setelah Cinta Malam Ini, Senin 25 Juli 2022

Pada kesempatan itu, dirinya mengatakan bahwa hewan yang namanya Babi ini menjadi salah satu komoditi ekonomi masyarakat.

Terlebih bagi masyarakat NTT, babi merupakan salah satu simbol adat yang mana sangat penting, sebab jika tidak ada babi dalam satu urusan adat maka bisa dipastikan urusan tersebut tidak bisa dilaksanakan.

"Babi di belahan dunia lain, termasuk NTT bisa dianggap sebagai komoditi ekonomi dan salah satu simbol kultural. Pasalnya dalam urusan adat tertentu kalau tidak ada babi maka urusan adat tidak terlaksana," ujarnya, dikutip dari victorynews.id.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Besok Selasa 26 Juli 2022: Capricorn dan Aquarius Butuh Komitmen, Pisces Segera Katakan Cinta

Josef Nai Soi juga mengajak warga di NTT agar dalam beternak babi, mestinya juga harus waspada dengan namanya virus ASF ini dan tidak perlu ada rasa takut.

"Waspada terhadap virus ASF boleh, tetapi masyarakat NTT jangan takut beternak babi," tandasnya.

Ia mengajak semua masyarakat NTT untuk kembali beternak babi seperti biasa lagi, sebab ASF sudah dapat dikendalikan.

Baca Juga: Viral! Adik Kandung Rebut Suami Kakak, Begini Ungkapan Isi Hati Sang Istri Sah

"Piara babi seperti bisa lagi, karena virus ASF sudah bisa dikendalikan. Virus covid-19 saja dapat ditangani secara bertahap, maka masyarakat khususnya peternak tidak perlu takut lagi," tambahnya.

Kepala Dinas Peternakan NTT Yohana E Lisapali pada kesempatan itu mengaku para peternak Babi di NTT pada tahun 2020 sangat terpukul akibat serangan ASF.

Akibat serangan ASF kematian babi mencapai 500 ribu ekor dan menimbulkan kerugian mencapai ratusan miliar rupiah.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Besok Selasa 26 Juli 2022: Libra Hindari Konflik, Scorpio dan Sagitarius Temukan Cinta

Namun demikian ASF sudah bisa diatasi karena itu perlu dikampanyekan Kick Off ASF dengan tema 'Mari Kitong Pulihkan Sektor Babi NTT Menuju NTT Sejahtera.'

Plt Bapelitbangda NTT ini juga menambahkan, pengaruh ASF itu ikut menghambat kegiatan sosial budaya, keagamaan akibat sulitnya masyarakat mendapat ternak babi sebagai hewan penting dalam sistem sosial budaya dan adat istiadat masyarakat NTT.

Untuk mengatasi persoalan ASF ini, Dinas Peternakan NTT telah melakukan upaya pencegahan seperti penyemprotan disinvektan, pembagian suplemen pakan babi, pembatasan lalulintas supaya virus tersebut tidak makin meluas.

Baca Juga: Link Live Streaming BRI Liga 1 Persis Solo vs Dewa United: Duel Dua Pelatih Kelas Atas

Dikatakannya Disnak juga melakukan pelatihan bagi peternak babi bagaimana cara mencegah ASF, fasilitasi uji coba serum konvalesen ASF di laboratorium Surabaya sebagai terapi imun ASF sehingga sampai Juli 2022 tidak ada laporan kematian babi akibat ASF bagi seluruh kabupaten/kota di NTT.

Ia kembali menekankan bahwa kampanye ASF, bertujuan membangkitkan kembali kesadaran masyarakat NTT supaya kembali beternak. Karena penyakit ASF sudah bisa dikendalikan.

"Tentunya semua pihak mengharapkan industri peternakan NTT kembali bergeliat dan mengambil peran dalam rantai bisnis dan sosial budaya di tengah masyarakat NTT," tutupnya.***

Editor: Max Werang

Sumber: victorynews.id

Tags

Terkini

Terpopuler