FLORESTERKINI.com – Cuaca buruk seperti angin kencang disertai gelombang tinggi yang terjadi di sejumlah wilayah perairan laut di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) beberapa hari belakangan mengakibatkan seluruh rute penyeberangan di wilayah itu ditutup untuk sementara waktu.
General Manager PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Fery Cabang Kupang, Sugeng Purwono, mengatakan bahwa penutupan sementara seluruh rute penyeberangan di NTT itu terutama demi keselamatan para penumpang atau pengguna jasa pelayaran.
“Demi keselamatan, sementara waktu seluruh pelayaran di NTT ditutup, selain rute Kupang-Hansisi dan Hansisi-Kupang,” kata Sugeng Purwono, Rabu, 13 Maret 2024, dikutip FLORESTERKINI.com dari ANTARA.
Baca Juga: Waspada! 4 Wilayah di NTT Ini Berpotensi Diterjang Banjir Rob
Ia menjelaskan, penutupan seluruh rute pelayaran di NTT itu sudah berlaku sejak Senin, 11 Maret 2024, sampai dengan Rabu, 13 Maret 2024 hari ini.
Meskipun begitu, penutupan seluruh rute pelayaran di NTT itu berkemungkinan diperpanjang, mengingat hari ini cuaca di provinsi berbasis kepulauan itu belum juga kondusif.
Karena itu, lanjut Sugeng, pihaknya hanya akan kembali membuka rute penyeberangan di NTT jika cuaca sudah benar-benar membaik.
Baca Juga: Hasil Sementara Rekapitulasi Perhitungan Suara Pemilu 2024: Prabowo-Gibran Unggul di 15 Provinsi
Adapun keputusan menutup seluruh rute pelayaran di NTT itu didasarkan pada peringatan BMKG dan maklumat dari KSOP Kupang soal larangan berlayar akibat cuaca buruk.
Berdasarkan peringatan dari BMKG berkaitan dengan cuaca ekstrem yang terjadi di wilayah NTT, gelombang dengan ketinggian 4 meter terjadi di wilayah perairan NTT.
Secara lebih detil, tinggi gelombang 2,5 meter hingga 4 meter berpeluang terjadi di Selat Sumba Bagian Barat, Laut Sawu Bagian Selatan, Samudera Hindia Selatan Sumba-Sabu, Perairan Kupang-Rote, dan Samudera Hindia Selatan Kupang-Rote.
Sedangkan tinggi gelombang 1,25 meter hingga 2,5 meter berpeluang terjadi di Perairan Utara Flores, Selat Sape, Selat Sumba Bagian Timur, Laut Sawu Bagian Utara, Selat Flores-Lamakera, Selat Alor-Pantar, Selat Ombai, dan Selat Wetar.
Menurut Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Tenau, Yandri Tungga, ancaman gelombang tinggi ini disebabkan adanya daerah pertemuan angin di wilayah NTT atau konvergensi dan pusaran angin masuk atau Sirkulasi Siklonik di sebelah Barat Daya wilayah NTT sehingga membentuk daerah perlambatan, pertemuan, dan belokan angin.
Selain itu, aktifnya Gelombang Equatorial Rosby dan Fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) juga menyebabkan wilayah NTT berpotensi hujan sedang hingga lebat hingga ekstrem yang dapat disertai petir dan angin kencang berdurasi singkat.
"Waspada adanya awan gelap atau cumulonimbus dapat menyebabkan angin kencang, perubahan arah angin, dan peningkatan tinggi gelombang yang terjadi secara tiba-tiba," imbau Yandri Tungga.***