FLORES TERKINI - Minimnya sumber air di sejumlah wilayah Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) membuat banyak petani mengalami kesulitan dalam mengolah lahan untuk dapat bertani atau berkebun.
Dampak signifikan dari kekurangan air tersebut bisa berakibat buruk bagi kehidupan ekonomi masyarakat karena bisa membuat usaha dan perekonomian menjadi mandek, apalagi ditambah dengan pandemi COVID-19 yang masih merajalela saat ini.
Hal itu sungguh dirasakan oleh seorang pemuda bernama Preadi Ola (26) yang saat ini menggeluti pertanian meskipun ia merupakan lulusan Sarjana Ilmu Politik.
Baca Juga: Inilah 10 Hal yang Perlu Diperhatikan oleh Para Lelaki Zaman Now
Rupanya, Preadi terpaksa memilih menjadi petani lantaran sulitnya mendapatkan pekerjaan yang layak dan sesuai dengan jurusan yang ia miliki.
Pria lulusan dari kampus Universitas Nusa Cendana Kupang, sejak tahun 2018 itu mengungkapkan, kendala terbesar yang dialami para petani termasuk dirinya adalah kurangnya pasokan sumber air, sehingga membuat mereka sangat kesulitan mengembangkan usaha mereka.
“Air merupakan urat nadi pertanian. Bagaimana kami mau bertani kalau pasokan air tidak ada. Saya harap pemerintah dapat memperhatikan kendala kami saat ini,” tutur Preadi.
Baca Juga: Tim Amdal Gelar Konsultasi Publik Rencana Pabrik Semen di Luwuk, Manggarai Timur
Preadi sangat berharap ada upaya dan campur tangan dari pemerintah untuk mengatasi kekurangan pasokan air yang saat ini dirasakan oleh masyarakat di Kupang.