"Genangan air banjir dengan kedalaman 30-40 centimeter meredam rumah-rumah warga sehingga warga memilih mengungsi ke tempat yang aman seperti rumah keluarga dan Gereja Kemah Injil yang dianggap aman dari banjir. Warga mengungsi karena saat kejadian curah hujan masih lebat dan air banjir terus meluap," katanya.
Baca Juga: Situs Resminya Diblokir Kominfo: AGT Komer Penghasil Uang Sudah Dinyatakan sebagai Investasi Ilegal?
Menurutnya, warga yang mengungsi ke gereja umumnya merupakan warga yang mendiami kawasan sepanjang Sungai Lainjanji.
Markus Dakumanungu menyampaikan ada sekitar 30 warga Desa Hadakamali masih bertahan di Gereja Kemah Injil.
Hal ini terjadi lantaran kondisi Sungai Lainjanji masih banjir meskipun curah hujan sudah mulai mereda.
Baca Juga: Ibu Iriana Jokowi Ketika di Ukraina, Akui Merinding hingga Terharu Mendengar Curhatan Korban Perang
Banjir tidak hanya melanda Desa Hadakamali. Ada beberapa desa lainnya yang ikut terendam akibat luapan air Sungai Lainjanji ini.
Adapun desa lain yang ikut terendam banjir adalah Desa Lumbu Manggit dan Desa Laijanji. Penduduk di sana juga memilih untuk mengungsi.
Akibat dari banjir ini adalah rusaknya lahan pertanian milik warga. Selain itu ternak milik warga juga ikut hanyut.