Network
FLORES TERKINI – Dugaan kejanggalan proses seleksi calon anggota Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) untuk kabupaten/kota di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) kian marak dan menjadi sorotan publik hingga saat ini.
Hal ini dikarenakan adanya dugaan 'permainan' orang dalam untuk meloloskan kandidat tertentu, meskipun kapasitas dan kapabilitasnya dalam proses seleksi jauh dari harapan.
Baru-baru ini, terkuak sebuah fakta terbaru yakni soal dugaan adanya permainan dari salah satu organisasi mahasiswa yang sangat familiar di Indonesia, yakni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia Cabang Flores Timur (GMNI Flotim).
Baca Juga: Manajemen Seleksi Anggota Bawaslu di Negeri Ini, Bagai Tali-temali Setan?
Hal ini diketahui dari surat edaran dengan Nomor: 06/DPC/PA.GMNI-Flotim/Rekom/V/2023 perihal Surat Rekomendasi Calon/Peserta Seleksi Komisioner Bawaslu Kabupaten Flores Timur dan Kabupaten Lembata tertanggal 5 Mei 2023.
Surat rekomendasi ini ditandatangani oleh Ketua dan Sekretaris DPC Persatuan Alumni GMNI Kabupaten Flores Timur Yohanes Ibi Hurint, S.Sos, M.Si dan Leonardo AR Waleng, ST.
Dalam surat tersebut termuat 6 nama, 3 nama di antaranya berasal dari Kabupaten Flores Timur dan 3 lainnya dari Kabupaten Lembata.
Pada kenyataannya, dari hasil pengumuman nama-nama yang lulus tes tertulis dan psikotes, ada 3 nama peserta dari Kabupaten Flores Timur dan 2 nama lainnya dari Kabupaten Lembata sesuai dengan hasil rekomendasi tersebut.
