Lebih lanjut Viktor Laiskodat mengatakan, selama periode 2019-2023, produksi tertinggi rumput laut terjadi pada 2020, yakni sebesar 2.158.886 ton basah.
Sedangkan pada 2021, produksi rumput laut mengalami penurunan, yakni sebesar 1.359.560 ton basah, dan pada 2022 produksi rumput laut mencapai 1.389.675 ton. Penurunan produksi itu sebagai dampak dari terjadinya badai siklon tropis seroja.
Sementara dalam rangka hilirisasi agar nilai tambah rumput laut meningkat, kata Gubernur Viktor Laiskodat, Pemerintah NTT telah menerbitkan Peraturan Gubernur Nomor 39 Tahun 2022.
Peraturan tersebut memuat tentang tata niaga komoditas hasil perikanan di NTT, yang telah direvisi dengan Peraturan Gubernur Nomor 106 Tahun 2022 yang melarang rumput laut dari NTT diekspor ke luar daerah.***