FLORES TERKINI - Secara nasional, kasus kematian Brigadir J masih menjadi perhatian publik. Banyak misteri yang hingga kini belum terpecahkan.
Motif yang melatarbelakangi penembakan terhadap Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat hingga saat ini juga belum bisa dipastikan.
Berawal dari kasus pelecehan terhadap istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, isu kode MeChat, isu LGBT yang dicetuskan oleh Deolipa Yumara juga belum menghadirkan satu motif yang pasti.
Salah satu misteri yang dipertanyakan banyak orang hingga saat ini adalah keberadaan ponsel milik Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat.
Selain mempertanyakan keberadaan ponsel, publik juga menanyakan keberadaan laptop milik Brigadir J yang hilang begitu saja usai dikabarkan tewas tertembak.
Atas pertanyaan-pertanyaan publik terkait misteri keberadan ponsel dan laptop milik Brigadir J inilah, Komnas HAM lantas meminta Polri untuk mengusutnya.
Dalam hasil penyelidikan sebelumnya Polri memang berhasil menemukan dua buah ponsel milik Brigadir J.
Harapan publik akan isi ponsel yang bisa mengungkap berbagai misteri di balik tewasnya Brigadir J gagal terpuaskan.
Pasalnya, dalam kedua ponsel yang telah ditemukan tersebut tidak ditemukan adanya hal-hal yang berkaitan dengan kematian pemiliknya.
Baca Juga: Nasib Randy Badjideh Ditentukan Besok, Polisi Perketat Pengamanan di PN Kupang
Kuat dugaan ponsel Brigadir J yang ditemukan pihak Polri ini merupakan ponsel baru yang diganti Ferdy Sambo dua hari setelah kasus penembakan.
Meski kedua ponsel saat ini sudah berada di tangan penyidik, namun pihak Komnas HAM meminta agar polisi bisa segera mencari keberadaan ponsel asli miliki Brigadir J.
Menurut Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam, Brigadir J diketahui memiliki dua ponsel. Satu ponsel merk Samsung dan lainnya merupakan Ponsel dari China.
“HPnya Yosua itu Samsung, terus HP China. Ini modelnya enggak seperti ini. Ini HP yang seolah-olah ini HPnya Yosua yang enggak bisa dibuka. HPnya Yosua ke mana terutama yang Samsung 8 itu? Sampai detik ini kami juga enggak tahu,” kata Anam dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komnas HAM, LPSK, dan Kompolnas di Gedung DPR, Jakarta, Senin 22 Agustus 2022.
Lebih lanjut Anam mengungkapkan bahwa rekam jejak digital sangat diperlukan dalam upaya mengusut kematian Brigadir J. Sayangnya, olah tempat kejadian perkara (TKP) sudah dilakukan tapi kedua ponsel belum ditemukan.
Baca Juga: 4 Kabupaten dan 3 Klub Belum Mendaftar El Tari Memorial Cup 2022
Sebagai informasi, hari ini Selasa 23 Agustus 2022, Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo telah menindak tegas 24 anggota polisi yang tidak profesional dalam menangani kasus Brigadir J.
Berdasarkan Surat Telegram Kapolri ST/1751/VIII/KEP./2022 tertanggal 22 Agustus 2022, ke-24 anggota polisi tersebut dimutasi dan dicopot jabatannya.***