Melalui Marketplace Guru, para guru dimudahkan untuk menemukan maupun ditemukan sekolah yang membutuhkan talentanya untuk mengajar. Layaknya online shop, Marketplace Guru memungkinkan talenta dipesan oleh institusi pendidikan sesuai formasi yang dibutuhkan.
Tentunya proses pemesanan tersebut membutuhkan medium teknologi juga. Dengan sarana ini, database guru dapat diakses oleh sekolah mana pun yang sedang merekrut talenta melalui marketplace tersebut.
Melalui konsep ini, pola perekrutan yang semulanya terpusat akan diubah menjadi pengangkatan setiap saat, seperti ketika kita berbelanja di marketplace.
"Karena real time rekrutmen, tes seleksi nggak harus gelondongan dua kali setahun. Kita bisa punya testing center di mana-mana, yang kapan pun guru-guru honorer ingin masuk bisa mengikuti seleksi,” kata Nadiem Makarim.
Meski demikian, formasi masih tetap ditentukan pemerintah pusat, tetapi bersifat dinamis setiap tahun, tergantung jumlah siswa.
“Marketplace untuk guru adalah suatu database yang nanti akan didukung secara teknologi di mana semua sekolah ini bisa mengakses siapa saja yang mau menjadi guru, dan siapa saja yang mau diundang menjadi guru di sekolah,” imbuhnya.
Siapa Saja yang Masuk dalam Marketplace?