Lebih lanjut, Anindito menjelaskan bahwa Pendidikan Kepramukaan tidak hanya tentang keterampilan fisik semata, tetapi juga tentang pembentukan karakter dan nilai-nilai kepemimpinan yang luhur. Ini sejalan dengan visi pembentukan pribadi yang berakhlak mulia dan berjiwa patriotik, yang merupakan tujuan utama dari pendidikan di Indonesia.
Pendidikan Kepramukaan sendiri memiliki tiga model, yaitu Model Blok, Model Aktualisasi, dan Model Reguler, masing-masing dengan fokus dan metode pelaksanaan yang berbeda. Namun, yang tetap menjadi poin utama adalah pentingnya Pramuka sebagai bagian dari pengalaman pendidikan setiap siswa.
Baca Juga: Lakukan Mutasi Pejabat Selama Tahapan Pilkada Serentak 2024, Kepala Daerah Terancam Kena Sanksi
Tiga Model Kepramukaan
1. Model Blok
Model ini merupakan kegiatan wajib dalam bentuk perkemahan yang dilaksanakan setahun sekali dan diberikan penilaian umum.
2. Model Aktualisasi
Merupakan kegiatan wajib dalam bentuk penerapan sikap dan keterampilan yang dipelajari di dalam kelas yang dilaksanakan dalam kegiatan Kepramukaan secara rutin, terjadwal, dan diberikan penilaian formal.
3. Model Reguler
Model ini merupakan kegiatan sukarela berbasis minat peserta didik yang dilaksanakan di gugus depan.
Baca Juga: Renungan Katolik Minggu Paskah II, 7 April 2024: Ini 3 Hadiah Paskah dari Yesus yang Bangkit
Kemendikbudristek juga berkomitmen untuk menyediakan panduan yang jelas mengenai implementasi Pramuka dalam Kurikulum Merdeka, yang akan diterbitkan sebelum tahun ajaran baru.
Dengan demikian, Pramuka akan tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari ekstrakurikuler di sekolah-sekolah Indonesia, sesuai dengan semangat dan kebijakan yang telah ada sebelumnya.***