Meski Hilal Masih Rendah dan Tak Terukyat, Kemenag: Awal Bulan Ramadan Jatuh pada 12 Maret 2024

- 10 Maret 2024, 20:08 WIB
Anggota Tim Hisab Rukyat Kemenag RI, Cecep Nurwendaya, saat menyampaikan materi terkait posisi hilal dalam Sidang Isbat yang digelar Kemenag RI, Minggu (10/03/2024).
Anggota Tim Hisab Rukyat Kemenag RI, Cecep Nurwendaya, saat menyampaikan materi terkait posisi hilal dalam Sidang Isbat yang digelar Kemenag RI, Minggu (10/03/2024). /Dok. Kemenag RI

FLORESTERKINI.com – Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia menyebut awal bulan Ramadan berkemungkinan jatuh pada Selasa, 12 Maret 2024. Hal ini terungkap dalam Sidang Isbat (Penetapan) Awal Ramadan 1445 Hijriyah, di Auditorium HM Rasjidi Kantor Kemenag Jakarta, Minggu, 10 Maret 2024.

Anggota Tim Hisab Rukyat Kemenag, H. Cecep Nurwendaya, M.Si., menjelaskan bahwa secara astronomis, posisi hilal di Indonesia pada saat Maghrib di tanggal 10 Maret 2024 atau 29 Syakban 1445 H masih berada di bawah kriteria baru MABIMS (Menteri Agama Brunei Indonesia Malaysia Singapura), yang ditetapkan pada 2021, sehingga kemungkinan tidak dapat teramati.

“Di seluruh wilayah Indonesia, posisi hilal pada 29 Sya'ban 1445 H sudah berada di atas ufuk. Namun demikian, masih berada di bawah kriteria imkanur rukyat MABIMS,” ungkap Cecep, dilansir FLORESTERKINI.com dari kemenag.go.id.

Baca Juga: Kabar Gembira! Pemerintah Tetapakan Aturan Jam Kerja ASN Saat Ramadan, Begini Skemanya

Kriteria baru MABIMS menetapkan, secara astronomis hilal dapat teramati jika bulan memiliki ketinggian minimal 3 derajat dan elongasinya minimal 6,4 derajat.

Sementara menurut Cecep, pada saat Magrib 10 Maret 2024, tinggi hilal di seluruh wilayah Indonesia berada antara - 0° 20‘ 01“ (-0,33°) s.d. 0° 50‘ 01“ (0,83°) dan elongasi antara 2° 15‘ 53“ (2,26°) s.d. 2° 35‘ 15“ (2,59°).

“Bila melihat angka tersebut, hilal menjelang awal Ramadan 1445 H pada hari rukyat ini secara teoritis dapat diprediksi tidak akan terukyat, karena posisinya berada di bawah kriteria Imkan Rukyat tersebut,” ujarnya.

Baca Juga: Tim SAR Evakuasi 4 Penumpang Kapal Duta Bahagia yang Tenggelam di Labuan Bajo

Lebih lanjut kata dia, jika data tersebut dikaitkan dengan potensi rukyatul hilal, secara astronomis atau hisab, dimungkinkan awal bulan Ramadan jatuh pada Selasa, 12 Maret 2024. Hasil hisab ini selanjutnya akan dikonfirmasi melalui pengamatan hilal (rukyatulhilal).

“Rukyatulhilal itu sifatnya konfirmasi. Jika nanti ada yang bisa mengamati hilal, maka Ramadan jatuh esok hari. Tapi bila tidak bisa teramati, maka bulan Syakban digenapkan menjadi 30 hari, sehingga 1 Ramadan jatuh pada 12 Maret 2024,” tutup Cecep.

Adapun Sidang Isbat (Penetapan) Awal Ramadan 1445 Hijriyah oleh Kemenag RI tersebut diikuti oleh perwakilan ormas Islam, perwakilan duta besar negara sahabat, dan jajaran Kemenag. Kegiatan diawali dengan Seminar Posisi Hilal yang disampaikan Cecep Nurwendaya.

Baca Juga: Aktivitas Erupsi Gunung Ile Lewotolok Masih Tinggi, Warga Diimbau Tetap Waspada

Selain itu, Kemenag juga menggelar pemantauan hilal (rukyatulhilal) awal Ramadan di 134 titik di seluruh Indonesia. Rukyatulhilal dilaksanakan Kanwil Kementerian Agama dan Kemenag Kabupaten/Kota, bekerja sama dengan Pengadilan Agama, Ormas Islam serta instansi lain di daerah setempat.

Sidang Isbat penentuan awal Ramadan 1445 H dilakukan dengan mempertimbangkan informasi awal berdasarkan hasil perhitungan secara astronomis atau hisab, serta hasil konfirmasi lapangan melalui mekanisme pemantauan hilal.***

Editor: Ade Riberu

Sumber: kemenag.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah