Cek Fakta: Covid-19 Dapat Dideteksi Hanya dengan Menahan Nafas Minimal 10 Detik?

- 20 Februari 2022, 16:13 WIB
Ilustrasi Covid-19.
Ilustrasi Covid-19. /pixabay.com/

FLORES TERKINI - Belum lama ini kembali beredar sebuah kabar bahwa Covid-19 dapat terdeteksi hanya dengan menahan napas selama 10 detik.

Kabar yang beredar melalui pesan berantai WhatsApp dan media sosial Facebook tersebut bahkan mencatut nama Dr. Berlian Siagian.

Diterangkan di dalam pesan berantai itu, bahwa awalnya virus corona mungkin tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi. Gejala klinis baru terlihat antara 7 sampai 28 hari setelah infeksi.

Baca Juga: Kabar Terbaru Alisia Rininta yang Absen dari TMTM: Live Streaming Terpaksa Menikahi Tuan Muda 20 Februari 2022

Sementara untuk mendeteksi virus corona, setiap orang hanya membutuhkan waktu 30 detik, tanpa kunjungan ke dokter atau pemeriksaan laboratorium.

Adapun cara yang bisa dilakukan menurut pesan berantai tersebut adalah dengan mengambil nafas dalam-dalam dan menahannya selama lebih dari 10 detik.

“Jika setelah menahan nafas Anda berhasil mengeluarkan nafas pelan-pelan tanpa batuk, tanpa rasa tidak nyaman, tanpa lelah, dan tanpa kaku di dada, ini membuktikan bahwa tidak ada fibrosis di paru-paru Anda, dan itu sebenarnya menunjukkan bahwa tidak ada virus apapun di dalam paru-paru Anda!” demikian informasi tersebut.

Baca Juga: Bantuan Terus Digelontorkan Tapi Penduduk Miskin Tak Berkurang, Bappeda Ende Minta Pemdes Kaji Ulang DTKS

Selain itu, Anda juga perlu memastikan mulut dan tenggorokan Anda lembab dan tidak kering, yakni dengan meminum minimal setengah gelas air hangat setidaknya setiap 30 menit sekali.

“Jadi seandainya ada virus corona telah masuk ke dalam mulut Anda, air hangat yang Anda minum secara teratur dapat masuk ke dalam perut, di mana keasaman lambung akan langsung membunuh virus corona!” lanjutnya.

Lantas, apakah benar menahan nafas kurang lebih 10 detik dan meminum air hangat setiap 20 menit sekali dapat dengan mudah mendeteksi adanya Covid-19?

Baca Juga: Live Streaming Sinetron Love Story The Series Minggu 20 Februari 2022: Anita Makin Stres Saat Maudy Temui Ken

Dikutip dari covid19.go.id, klaim tentang menahan nafas untuk mendeteksi Covid-19 tersebut merupakan Hoaks Lama yang Bersemi Kembali (HLBK). Klaim tersebut sebenarnya sudah beredar sejak 2020 saat corona merebak.

Sementara itu seperti dilansir Halodoc.com, Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia, Daeng M. Faqih, juga turut mempertegas dan menyatakan bahwa informasi tersebut tidak benar dan tidak berdasar.

Untuk mendiagnosis virus corona, masyarakat Indonesia dianjurkan untuk melakukan tes PCR di Laboratorium Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes), yang sudah diakreditasi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Baca Juga: Mulai 1 Maret 2022, Aktivitas Jual Beli Tanah Wajib Lampirkan Kartu Peserta BPJS Kesehatan

Hasil dari tes tersebut akurat dan terpercaya, serta dapat diketahui dalam waktu kurang dari 12 jam sejak sampel diterima.

WHO juga telah mengkonfirmasi bahwa klaim tersebut tidak dapat digunakan sebagai acuan untuk mengetahui keberadaan virus corona dalam tubuh.

Cara terbaik untuk mengonfirmasi virus Covid-19 adalah melalui tes laboratorium, atau saat ini dikenal sebagai tes PCR.

Baca Juga: Tentara Mali Bocorkan Delapan Tentara dan 57 Pejuang Tewas dalam Bentrokan di Timur Laut Afrika Barat

Sedangkan Ron Eccles, ahli penyakit pernapasan di Cardiff University di Inggris dan mantan direktur di Common Cold Center, menyatakan bahwa tidak ada bukti bahwa minuman panas dapat memberikan perlindungan untuk melawan infeksi virus.

Dibutuhkan suhu 56 celsius atau lebih agar secara efektif dapat membunuh virus corona yang menyebabkan SARS, tetapi itu cukup panas untuk membuat kulit manusia melepuh dan menyebabkan luka.

Kemudian, hasil pencarian di situs jejaring profesional LinkedIn menunjukkan bahwa Dr. Berlian Siagian merupakan dosen mata kuliah manajemen strategis di Universitas Pelita Harapan (UPH), Jakarta.

Baca Juga: Horoskop Aries, Taurus, Gemini, Cancer Besok Senin 21 Februari 2022: Aries Bersembunyi di Bawah Selimut

“UPH meluruskan informasi kepada publik bahwa Dr. Berlian Siagian saat ini bukan berstatus sebagai dosen UPH seperti yang tertulis pada postingan yang beredar di media sosial. Sesuai data Departemen Sumber Daya Manusia UPH, Dr. Berlian Siagian bergabung dengan UPH sebagai dosen tidak tetap dan yang bersangkutan tidak pernah menjabat sebagai dosen tetap UPH,” demikian klarifikasi Head of UPH Media Relation, Rosse Hutapea, dikutip dari covid19.go.id.***

Editor: Ade Riberu

Sumber: covid19. go id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah