“Sirajuddin adalah seseorang yang terkenal dengan kebrutalannya. Sekarang, bahkan jika kami melihat sesuatu, kami tidak berani merekamnya di ponsel kami atau melaporkannya,” ungkap Ebram.
Ebram mengatakan teleponnya sendiri dirampas ketika dia ingin mendokumentasikan pemukulan Taliban terhadap seorang pria di jalan-jalan Herat.
Tidak Ada Hak Perempuan
Laporan kelompok hak asasi menambahkan bahwa pesan mengenai hak-hak perempuan yang telah dikomunikasikan oleh Taliban sejak mereka mengambil alih kekuasaan, tidak jelas dan tidak konsisten dan telah membuat perempuan di Afghanistan ketakutan.
Baca Juga: Amerika Serikat Umumkan Sanksi Baru Terkait Konflik yang Berkelanjutan di Wilayah Tigray Ethiopia
Nargis Sadiqi, seorang reporter yang pernah bekerja untuk pemerintah dan ikut serta dalam demonstrasi menentang Taliban.
Nargis mengatakan sejak kelompok itu berkuasa, hak-hak perempuan telah "diinjak-injak" di Afghanistan.
“Tidak ada lagi yang namanya hak-hak perempuan,” kata Sadiqi.
Baca Juga: AS, Inggris, dan Australia Menyetujui Pakta Keamanan Indo-Pasifik yang Baru